A. Pengertian Peramalan (forecasting)
Peramalan (forecasting) adalah seni
dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan
dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang
akan datang dengan suatu bentuk model matematis.
Peramalan untuk tujuan bisnis
melibatkan pendekatan-pendekatan yang sama. Meskipun demikian, dalam bisnis,
metode yang lebih formal digunakan untuk membuat ramalan dan menilai keakuratan
ramalan. Ramalan adalah dasar untuk penganggaran, perencanaan kapasitas,
penjualan, produksi dan persediaan, sumber daya manusia, pembelian, serta masih
banyak lagi. Peramalan memainkan peran penting dalam proses perencanaan karena
memperbolehkan manajer untuk mengantisipasi masa depan sehingga mereka dapat
merencanakan dengan tepat.
Dibawah
ini beberapa contoh dari penggunaan peramalan dalam organisasi bisnis.
·
Akuntansi.
Estimasi biaya produk atau proses yang baru, proyeksi laba, manajemen kas.
·
Keuangan.
Kebutuhan peralatan atau penggantian peralatan, penentuan waktu dan jumlah
dana, atau kebutuhan pinjaman.
·
Sumber
Daya Manusia. Aktivitas perekrutan, termasuk
rekrutmen, wawancara, pelatihan, perencanaan pemutusan hubungan kerja,
pengurangan karyawan, konseling.
·
Pemasaran.
Penentuan harga dan promosi, strategi bisnis elektronik (e-business), strategi
kompetisi global.
·
MIS.
Sistem Informasi baru atau sistem informasi yanng direvisi, jasa Internet.
·
Operasi.
Jadwal, perencanaan kapasitas, penugasa kerja dan beban kerja, perencanaan
persediaan, keputusan membuat atau membeli, pengalihdayaan, manajemen proyek.
·
Desain
produk atau jasa. Revisis fitur saat ini, desain produk
atau jasa baru.
B. Pendefenisian Tujuan
Peramalan
Tujuan peramalan dilihat dengan waktu:
1. Peramalan
Jangka Pendek (Short Term)
Bersifat harian ataupun mingguan,
umumnya peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya
kurang dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian,
penjadwalan kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi. Biasanya ditentukan
oleh Low Management.
2. Peramalan
Jangka Menengah (Medium Term)
Bersifat
bulanan ataupun kuartal, umumnya mencakup hitungan bulanan hingga 3 tahun.
Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan, dan anggaran
produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi. Biasanya
ditentukan oleh Middle Management.
3.
Peramalan Jangka
Panjang (Long Term)
Bersifat tahunan, umumnya
untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan
untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas,
serta penelitian dan pengembangan. Biasanya ditentukan oleh Top Management.
Faktor
lain yang harus dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan, terutama
penjualan jangka panjang, adalah siklus
hidup produk. Penjualan produk dan bahkan jasa, tidak terjadi pada tingkat
yang konstan sepanjang hidupnya. Hampir semua produk yang berhasil melalui
empat tahapan: (1) perkenalan, (2) pertumbuhan, (3) kematangan dan (4)
penurunan.
C.
Kegunaan Peramalan
Peramalan itu penting artinya bagi
perusahaan bisnis, terutama untuk memenuhi keperluan pembuatan perencanaan
jangka panjang. Namun demikian dari sisi fungsional, tiap departemen juga
memerlukan ramalan aktivitas. Departemen Sumber Daya Manusia berkepentingan
terhadap hasil peramalan untuk dipakai menyusun perencanaan personil.
Departemen Akuntansi dan Keuangan memerlukan estimasi kegiatan jangka pendek
untuk keperluan penyusunan anggaran. Departemen Pemasaran untuk keperluan
penyusunan perencanaan distribusi. Secara umum peramalan dibutuhkan oleh manajemen
untuk membuat atau menyusun rencana yang terkait dengan bidang tugas atau
fungsinya. Untuk membuat ramalan yang baik dibutuhkan data yang cukup,
perangkat keras dan perangkat lunak analisis yang memadai. Dan suatu ramalan
disebut baik jika memenuhi kriteria mutu berupa : akurat, objektif, kecepatan
penyediaan hasilnya dan stabilitas vs responsivitas ramalan tersebut.
D. Jenis Peramalan
Organisasi
pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan
operasi di masa depan:
1. Peramalan
Ekonomi (ecinomic forecast), menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi
tingkat inflasi, ketersediaan uang, dan yang dibutuhkan untuk membangun
perumahan dan indikator perencanaan lainnya.
2. Permalan
Teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat kemajuan teknologi
yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan
peralatan baru.
3. Peramalan
Permintaan (demand forecast), proyeksi permintaan untuk produk atau layanan
suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang
mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input
bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
Peramalan dilihat dari sifat
penyusunannya terbagi atas dua macam, yaitu :
1. Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif bersifat subyektif dan didasarkan atas perasaan atau
intuisi dari orang yang menyusunnya.
Dalam hal ini pandangan atau judgement
dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan
tersebut.
2. Peramalan Kuantitatif
Peramalan
kuantitatif didasarkan atas data historis yang relevan di masa lalu, mengikuti
pendekatan statistika formal dan pendekatan yang sistematis yang meminimumkan
kesalahan (error) peramalan.
Dalam
peramalan kuantitatif, memerlukan tiga kondisi yaitu :
Ø Adanya
informasi masa lalu
Ø Informasi
tersebut dapat dikuantifisir
Ø Dapat
diasumsikan bahwa pola di masa lalu dapat berkelanjutan di masa yang akan
datang.
E.
Metode Peramalan
Peramalan kadang-kadang dilakukan dengan metode “to-down”. Dalam kasus-kasus
lainnya, sebaliknya, digunakan metode :bottom-up”. Dan dalam kasus-kasus
lainnya lagi, pengalaman masa lalu diekstropolasi ke waktu mendatang dengan
menggunakan berbagai prosedur matematikal dan statistical.
1.
Top-down
Forecasting
Metode
“top-down” sering dimulai dengan penggunaan hasil-hasil peramalan berbagai kondisi
bisnis umum yang dibuat oleh para ekonom dalam berbagai lembaga-lembaga
pemerintah dan dalam perusahaan-perusahaan besar serta universitas-universitas.
Ramalan-ramalan seperti ini secara ajeg muncul dalam publikasi-publikasi
pemerintah dan swasta. Disamping itu, ramalan-ramalan yang lebih terperinci dan
dibuat menurut pesanan dibeli oleh organisasi-organisasi yang bergerak khusus
dalam peramalan “ekonometrik” (peramalan kecenderungan ekonomi, penggunaan
prosedur-prosedur statistical dan matematikal).
2.
Bottom-up
Forecasting
Metode bottom-up mulai dengan perkiraan permintaan produk akhir individual.
Berapa banyak setiap produk akhir akan dapat dijual oleh perusahaan tahun
depan? Atau berapa jam pelayanan yang akan diminta? Dalam metode ini para
peramal menerima estimasi-estimasi dari orang-orang penjualan, para dealer
(distributor), dan para langganan. Analis juga perlu mengamati pola-pola
penjualan di waktu yang lalu. Akhirnya, analis menambahkan ramalan-ramalan
produk lainnya dan memperoleh hasil peramalan total, yang disebut ramalan
agrerat.
Dalam kenyataannya, banyak perusahaan menggunakan kedua metode, top-down dan
bottom-up, secara bersamaan dan mengkombinasikan kedua hasil proyeksinya
menjadi suatu ramalan tunggal. Tetapi sebelum penetapan ramalan akhir,
perusahaan juga mungkin menggunakan pendekatan “pendapatan dewan eksekutif” (metode
“Delphi”) untuk membenarkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu hasil
peramalan yang ditentukan secara lebih tehnikal. Ramalan-ramalan disesuaikan ke
bawah atau ke atas menurut apa yang diperkirakan orang-orang puncak organisasi
tentang waktu yang akan datang.
Metode yang banyak dipakai dalam
peramalan tingkat pemerintahan terdiri atas:
1.
Metode Kualitatif
Metode
Kualitatif adalah metode panaksiran permitaan berdasarkan prakiraan secara
subjektif atau opini pembuat ramalan. Metode Kualitatif terdiri atas berbagai
jenis aplikasi, yaitu metode
Delphi, judgment para ahli/opini eksekutif, Riset Pasar, Analogic Historic,
Konsensus panel dan sebagainya.
a. Metode
Delphi
Metode
Delphi merupakan teknik yang mempergunakan suatu prosedur yang sistematik untuk
mendapatkan suatu konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli. Proses
Delphi ini dilakukan dengan meminta kepada para anggota kelompok untuk
memberikan serangkaian ramalan-ramalan melalui tanggapan mereka terhadap daftar
pertanyaan. Kemudian, seorang moderator mengumpulkan dan memformulasikan daftar
pertanyaan baru dan dibagikan lagi kepada kelompok.
b. Riset pasar
Riset pasar
adalah peralatan peramalan yang berguna, terutama bila ada kekurangan data
historis atau data tidak reliabel. Teknik ini secara khusus digunakan
untuk meramal permmintaaan jangka panjang dan penjualan produk baru.
c. Analogic
historic.
Peramalan
dilakukan dengan menggunakan pengalaman-pengalaman historis dari suatu produk
yang sejenis. Peramalan produk baru dapat dikaitkan dengan tahap-tahap dalam
siklus kehidupan produk yang sejenis.
d. Konsensus
panel
Gagasan yang
didiskusikan oleh kelompok akan menghasilkan ramalan-ramalan yang lebih baik
daripada dilakukan oleh seseorang. Diskusi dilakukan dalam pertemuan pertukaran
gagasan secara terbuka. Para partisipan dapat terdiri para eksekutif,
orang-orang penjualan, para ahli atau langganan.
2.
Metode Analisis Deret Berkala
Metode Analisis Deret Berkala (Time Series Analysis) merupakan metode
pembuatan ramalan yang berangkat dari asumsi, bahwa data historis yang lalu
dapat dipakai untuk meramalkan volume kegiatan di masa yang akan datang. Metode
ini terdiri atas beberapa jenis aplikasi, yaitu metode rata-rata bergerak
sederhana, rata-rata bergerak tertimbang, penghalusan eksponensial, analisis
regresi dan korelasi, dan proyeksi trend.
a. Metode
Rata-rata Bergerak Sederhana
Metode ini
cocok dipakai untuk melakukan peramalan berdasarkan sediaan data historis yang
fluktuasinya rendah karena metode ini memakai asumsi bahwa peluang keberulangan
setiap kejadian di masa mendatang adalah sama.
b. Penghalusan
Eksponensial
Metode ini
cocok dipakai untuk data berfluktuasi relatif besar, dan sediaan data terbatas.
Untuk mengaplikasikan model maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh
pengguna model ialah menetapkan faktor penghalus alpha (a).
3.
Metode Kausal
a. Analisis
Regresi
Analisi
regresi merupakan metode yang dipakai untuk membuat garis trend dari suatu
sebaran data historis yang relevan dengan sebaran data dimaksud. Metode yang
paling umum dipakai dalam analisis regresi ialah metode kesalahan kuadrat
paling kecil.
b. Analisis
Korelasi
Analisis Korelasi merupakan metode
yang dipakai untuk manaksir keeratan dan sifat hubungan antara variabel
depanden dan independen sebuah persamaan regresi linear.
F.
Karakteristik Peramalan Yang Baik
Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang
penting, antara lain akurasi, biaya,dan kemudahan. Penjelasan dari
kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
1. Akurasi.
Akurasi dari suatu hasil peramalan
diukur dengan hasil kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan
dikatakan bias bila peramalan tersebut bila terlalu tinggi atau rendah
dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan
dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan
yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekuranga persediaan, sehingga
permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera akibatnya perusahaan
dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan.
Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan,
sehingga banyak modal yang terserap sia-sia. Keakuratan dari hasil peramalan
ini berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal.
2. Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu
peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode
peramalan, dan metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya
tersebut akan mempengaruhi berapa banayak data yang dibutuhkan, bagaimana
pengolahan datanya (manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan
siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus
disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat,
misalnya item-item yang penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana
dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari hukum Pareto (Analisa ABC).
3. Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang
sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan
bagi perusahaan. Adalah percuma memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat
diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya
manusia, maupun peralatan teknologi.
G.
Teknik Peramalan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Teknik Peramalan.
Peramalan sebenarnya
upaya untuk memperkecil resiko yang timbul akibat pengambilan keputusan dalam
suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang dikeluarkan tentu resiko
yang dapat dihindari semakin besar pula. Namun upaya memperkecil resiko
tersebut dibatasi oleh biaya yang dikeluarkan akibat mengupayakan hal tersebut.
Faktor-Faktor yang harus dipertimbangkan:
1.
Horizon
Peramalan
Ada dua aspek dari horison waktu yang
berhubungan dengan masing-masing metoda peramalan yaitu :
a.
Cakupan waktu
dimasa yang akan datang
Untuk
mana perbedaan dari metoda peramalan yang digunakan sebaiknya disesuaikan.
b.
Jumlah periode
untuk mana ramalan diinginkan
Beberapa
teknik dan metoda hanya dapat disuaikan untuk peramalan satu atau dua periode
di muka, sedangkan teknik dan metoda lain dapat dipergunakan untuk peramalan
beberapa periode dimasa mendatang.
2. Tingkat Ketelitian
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan
sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu
peramalan. Unuk beberapa pengambilan keputusan mengharapkan variasi atau
penyimpangan atas ramalan yang dilakukan antara 10 persen sampai dengan 15
persen bagi maksud-maksud yang mereka harapkan, sedangkan untuk hal atau kasus
lain mungkin menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas ramalan
sebesar 5 persen adalah cukup berbahaya.
3. Ketersediaan Data
Metode
yang dipergunakan sangat besar manfaatnya, apabila dikaitkan dengan keadaan
atau informasi yang ada atau data yang dipunyai. Apabila dari data yang lalu
diketahui adanya pola musiman, maka untuk peramalan satu tahun ke depan
sebaiknya digunakan metode variasi musim. Sedangkan apabila dari data yang lalu
diketahui adanya pola hubungan antara variable-variable yang saling
mempengaruhi, maka sebaiknya dipergunakan metode Sebab Akibat (causal) atau
korelasi (correlation).
4. Bentuk Pola Data
Dasar
utama dari metoda peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola yang didapati
didalam data yang diramalkan akan berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret
yang melukiskan sutau pola musiman, demikian pula halnya dengan suatu pola
trend. Metoda peramalan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari suatu
nilai rata-rata, dengan fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. Oleh
karena adanya perbedaan kemampuan metoda peramalan untuk mengidentifikasikan
pola-pola data, maka perlu adanya usaha penyesuaian antara pola data yang telah
diperkirakan terlebih dahulu dengan teknik dan metoda peramalan yang akan
digunakan.
5. Biaya
Umumnya
ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu prosedur ramalan,
yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan (storage) data, operasi pelaksanaan
dan kesempatan penggunaan teknik-teknik dan metoda lainnya. Adanya perbedaan
yang nyata dalam jumlah biaya, mempunyai pengaruh atas dapat menarik tidaknya
penggunaan metode tertentu untuk sutau keadaan yang dihadapi.
6. Jenis dari model
Sebagai
tambahan perlu diperhatikan anggapan beberapa pola dasar yang penting dalam
data. Banyak metoda peramalan telah menganggap adanya beberapa model dari
keadaan yang diramalkan . Model – model ini merupakan suatu derat dimana waktu
digambarkan sebagai unsur penting untuk menentukan perubahan – perubahan dalam
pola, yang mungkin secara sistematik dapat dijelaskan dengan analisis regresi
atau korelasi. Model yang lain adalah model sebab akibat atau “causal model”,
yang menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan sangat tergantung pada
terjadinya sejumlah peristiwa yang lain, atau sifatnya merupakan campuran dari
model-model yang telah disebutkan diatas. Model-model tersebut sangat penting
diperhatikan, karena masing-masing model tersebut mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda dalam analisis keadaan untuk pengambilan keputusan.
7. Mudah tidaknya penggunaan dan aplikasinya
Satu
prinsip umum dalam penggunaan metoda ilmiah dari peramalan untuk menagement dan
analisis adalah metoda – metoda yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan
yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan adan analisa. Prinsip ini
didasarkan pada alasan bahwa, bila seorang manajer atau analisis bertanggung
jawab atas keputusan yang diambilnya atau hasil analisa yang dilakukan, maka ia
sudah tentu tidak menggunakan dasar yang tidak diketahuinya atau tidak
diyakininya. Jadi, sebagai ciri tambahan dari teknik dan metoda peramalan
adalah bahwa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari keadaan ialah teknik
dan metoda peramalan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dari manager atau
analisis yang akan menggunakan metode ramalan tersebut.
H. Tahapan Dalam Proses Peramalan
Ada
enam tahapan dasar dalam proses peramalan, yaitu:
1. Menentukan
tujuan ramalan. Bagaimana ramalan akan digunakan dan kapan
akan dibutuhkan ramalan? Tahapan ini akan memberikan indikasi tingkat rincian
yang diperlukan dalam ramalan, jumlah sumber daya (karyawan, waktu, komputer,
dan biaya) yang dapat dibenarkan, serta tingkat keakuratan yang diperlukan.
2. Memilih teknik peramalan.
3. Memperoleh,
membersihkan dan menganalisis data yang tepat. Memperoleh data dapat meliputi
usaha yang signifikan. Setelah memperoleh data, data mungkin perlu
“dibersihkan” agar dapat menghilangkan objek asing dan data yang jelas tidak
benar sebelum analisis.
4. Membuat ramalan.
5. Memantau ramalan.
Ramalan harus dipantau untuk menentukan apakah ramalan ini dilakukan dengan cara
yang memuaskan. Jika tidak memuaskan, periksa kembali metode peramalan, asumsi,
keabsahan data, dan lain-lain. Kemudian mengubahnya sesuai kebutuhan serta
menyiapkan revisi ramalan.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’arif,
M.Syamsul dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen
Operasi. Jakarta: PT Grasindo.
Stevenson, William J. Dan Sum Chee
Chuong. 2014. Manajemen Operasi
(Perspektif Asia). Jakarta: Salemba Empat.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Pardede, Pontas M. 2005. Manajemen Operasi dan Produksi:Teori, Model
dan Kebijakan. ANDI:Yogyakarta.
Jakfar, Kasmir. 2003. Studi Kelayakan
Bisnis. Jakarta: Prenada Media. Tdi_437_handout_peramalan1.pdf
Lulu. 2013. Forecasting (peramalan) dalam Manajemen Operasi.
Softspacess.blogspot.com/2013/10/forecasting-peramalan-dalam-manajemen-html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar