Pasar
eksternal merupakan hubungan (transaksi) bisnis antara perusahaan koperasi dan
non anggota (Hendar, 2010; 113). Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan
penyampaian barang dan jasa yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan
yang berkaitan dengan menarik dan mempertahankan pelanggan setia. Manajemen
pasar eksternal adalah segala upaya yang dilakukan perusahaan koperasi untuk
memuaskan pelanggan eksternal koperasi (non anggota).
Guna mendapatkan keuntungan yang besar, manajemen koperasi harus melakukan
aktivitas-aktivitas seperti melaksanakan riset pasar eksternal, merancang dan
merumuskan rencana pemasaran, serta mengatur strategi bauran pemasaran yang
tepat untuk memuaskan pelanggannya. Riset pasar eksternal ditujukan untuk
mendapatkan informasi tentang perubahan kebutuhan konsumen dan pertumbuhan
pesaing, serta peluang-peluang bisnis yang dapat dimasuki. Informasi ini sangat
penting untuk membuat rencana pemasaran koperasi di pasar eksternal dan
strategi marketing mix yang tepat untuk pasar tersebut.
Orientasi keuntungan di pasar eksternal mengharuskan perusahaan koperasi
melayani pelanggannya dengan baik sebagaimana perusahaan-perusahaan pesaingnya
(non koperasi). Jika koperasi tidak mampu memberikan pelayanan yang baik kepada
pelanggannya, perusahaan koperasi akan mudah tergusur dari persaingan. Tidak seperti
di pasar internal yang mungkin anggota masih setia untuk memanfaatkan
produk-produk koperasi karena dampak kebijakan partisipasi yang ditetapkan, di
pasar eksternal koperasi harus benar-benar memberikan kualitas pelayanan
terbaik jika tidak ingin tergusur dari persaingan. Kualitas pelayanan seperti,
kecepatan, keramahan, dan kenyamanan dalam pelayanan diperlukan guna meraih dan
mempertahankan pelanggan setia. Beberapa hal yang diperlukan pelanggan
eksternal adalah:
a) kesesuaian
dengan kebutuhan akan produk
b) harga yang
kompetitif
c) kualitas dan
realibilitas
d) pengiriman
yang tepat waktu
e) pelayanan
purna jual.
Pemasaran adalah proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang
diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan dengan menarik dan
mempertahankan pelanggan setia (Zimerrer, 2002). Rahasia kesuksesan
pemasaran koperasi di pasar eksternal pada dasarnya adalah memahami siapa
pelanggan koperasi, apa kebutuhan, permintaan, dan keinginan mereka sebelum
pesaing menawarkan produk dan jasa yang sama. Pada koperasi, fungsi pemasaran
melekat pada seluruh aspek kegiatan perusahaan koperasi, memengaruhi setiap
aspek kegiatan dari keuangan dan produksi sampai perekrutan tenaga kerja dan
pembelian bahan. Dengan semakin bergejolaknya lingkungan global,
manajemen koperasi harus memahami pentingnya mengembangkan strategi pemasaran
koperasi yang relevan di pasar eksternal. Walaupun perusahaan koperasi umumnya
relatif kecil dan anggaran pemasaran mereka tidak dapat dibandingkan dengan
pesaing besar, bukan berarti manajemen koperasi tidak mempunyai kekuatan dalam
mengembangkan strategi pemasaran yang efektif. Koperasi-koperasi yang ukuran
skala usahanya relatif kecil dapat melakukan strategi pemasaran gerilya,
berbiaya rendah, dan kreatif namun menghasilkan.
Secara umum karakteristik pemasaran koperasi sangat terkait dengan permasalahan
yang dihadapi koperasi sekarang ini, seperti: kemampuan koperasi yang lemah
dalam mengakses informasi pasar eksternal, daerah pemasarannya terbatas dalam
lingkup lokal, kesulitan atau kekurang mampuan mencari dan menemukan agen atau
pembuka outlet (terutama di luar negeri), kuatnya persaingan persaingan pasaran
produk (terutama oleh pengusaha besar), kemampuan yang lemah dalam manajemen
pemasaran yang mengakibatkan strategi pemasaran yang kurang mengena, kekurang
mampuan manajer koperasi menyewa sarana dan tempat penjualan, dan banyaknya
penjiplakan atau pemalsuan produk.
Riset pasar (market research)
merupakan sarana untuk mengumpulkan informasi yang menjadi dasar perencanaan
pasar. Riset ini mencakup kegiatan sistematis dalam pengumpulan, analisis dan
interpretasi data yang berkaitan dengan perusahaan, pelanggan, dan pesaing
suatu perusahaan. Riset pasar eksternal dilakukan untuk mengurangi risiko yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan manajer (pengelola). Riset dapat
menggantikan kesalahan informasi yang keliru maupun asumsi dengan fakta. Opini
dan desas-desus bukanlah landasan yang benar untuk mengembangkan strategi
pemasaran yang kokoh. Terdapat empat langkah utama agar riset pasar
berhasil, yakni :
Ø Mendefinisikan
Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara
hasil yang dicapai dengan harapan (Dunn, 1994). Oleh karena itu masalah adalah
sesuatu yang harus segera dipecahkan dan diketahui jawabannya. Guna mendapatkan
jawaban yang tepat, masalah harus terlebih dahulu didefinisikan dengan benar.
Pendefinisian masalah (problem definition)
yang dimaksud disini adalah proses mengarakteristikkan masalah-masalah
substantif ke dalam istilah-istilah yang paling dasar dan umum. Guna mencari
permasalahan, perusahaan koperasi dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan kegiatan bisnis koperasi.
Ø Mengumpulkan
Data
Perusahaan koperasi dapat
mengumpulkan pendekatan pemasaran perorangan (satu lawan satu) atau individualized
(one-to-one marketing) di pasar eksternal untuk mengumpulkan data
dari setiap konsumen kemudian mengembangkan program yang dirancang khusus untuk
menarik kebutuhan, selera, dan kesukaan mereka. Koperasi yang mengikuti
pendekatan ini mengetahui pelanggannya, mengerti cara memberikan hal yang
bernilai yang diinginkan pelanggan, mengetahui cara membuat mereka merasa
khusus dan penting. Meskipun demikian, pendekatan pasar seperti ini
mensyaratkan perlunya manajemen koperasi untuk mengumpulkan dan mengolah
informasi tentang pasar sasaran. Dalam kasus ini, manajemen koperasi dapat
mengumpulkan dan menggunakan informasi secara mudah dengan sedikit kreativitas
dan bantuan basis data komputer.
Ø Menganalisis
dan Manafsirkan Data
Hasil riset yang didapatkan belum
merupakan penyelesaian terhadap masalah, manajemen koperasi masih harus memberi
arti pada hasil riset. Dari hasil riset tersebut kita harus mampu menarik
fakta-fakta yang ada dan memberikan tanggapan dari setiap temuan
tersebut. Mencari setiap peluang yang ada dan untuk membawa perubahan
koperasi menuju manajemen yang lebih baik. Seorang manajer koperasi harus
menganalisis dan menafsirkan sendiri data yang diperoleh sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Ø Menarik
Kesimpulan dan Bertindak
Proses riset pasar belum lengkap
bila manajemen koperasi belum bertindak berdasarkan informasi yang dikumpulkan.
Dalam banyak kasus, kesimpulannya menjadi jelas begitu manajemen menafsirkan
hasil riset pasar. Berdasarkan pemahaman atas arti fakta-fakta yang diperoleh,
manajemen koperasi harus memutuskan bagaimana menggunakan informasi tersebut
dalam bisnis.
Riset pasar menyeluruh merupakan dasar dari perencanaan pemasaran yang
berhasil. Terdapat beberapa sumber informasi pasar yang berharga. Pada
penelitian primer di mana semua informasi dikumpulkan sendiri, sumber informasi
itu bisa berasal dari:
1. Survei
pelanggan dan kuesioner. Buat dengan singkat; susun pertanyaan dengan cermat
sehingga hasilnya tidak bias; gunakan sistem pemeringkatan sederhana; dan uji
survei terhadap masalah pada sekelompok kecil orang sebelum menerangkan.
2. Kelompok
fokus. Susun daftar dari sejumlah kecil pelanggan untuk memberikan umpan balik
mengenai persoalan-persoalan tertentu dalam bisnis koperasi, misalnya yang
berkaitan dengan kualitas barang, kenyamanan dan lain-lain.
3. Transaksi
harian. Manfaatkan sebanyak mungkin data yang ada dalam catatan perusahaan dan
transaksi sehari-hari.
4. Gagasan
lain, misalnya dalam bentuk suatu sistem saran.
Pada penelitian sekunder yang
menggunakan basis data bukan secara langsung dari responden, sumber informasi
di antaranya dapat diperoleh dari direktori bisnis, daftar direct-mail, data
demografis, data sensus, ramalan, riset pasar pihak lain, artikel, media masa,
data setempat, dan lain-lain.
Suatu perencanaan pemasaran koperasi
yang baik di pasar eksternal harus memenuhi empat tujuan, yaitu:
ü Menentukan
kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui riset pasar.
Perubahan
demografi yang sangat cepat dewasa ini merupakan potensi kekuatan yang mengubah
lingkungan bisnis koperasi. Pergeseran pola dalam umur, pendapatan, pendidikan,
dan karakteristik demografi lainnya akan memiliki pengaruh kuat terhadap bisnis
perusahaan koperasi. Perusahaan koperasi yang mengabaikan kecenderungan
demografis dan gagal menyesuaikan strateginya, akan menanggung risiko
ketinggalan sama sekali dalam persaingan.
ü Menentukan
pasar sasaran yang tepat.
Kebanyakan ahli pemasaran
berpendapat bahwa kesalahan pemasaran eksternal yang terbesar yang dilakukan
bisnis koperasi adalah gagal menentukan dengan jelas pasar sasaran yang akan
dilayaninya. Dengan kata lain, kebanyakan perusahaan koperasi mengikuti
“pendekatan asal tembak” dalam pemasaran, menembakkan jurus-jurus pemasaran ke
setiap pelanggan yang mereka lihat, dengan harapan dapat menangkap beberapa
dari mereka.
ü Menyusun strategi
pasar untuk mengembangkan daya saing.
Perusahaan
koperasi memiliki daya saing bila pelanggannya memperoleh kesan bahwa produk
atau jasanya lebih baik daripada produk atau jasa pesaing. Untuk mencapai
tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, manajemen koperasi perlu melihat enam
sumber penting dan mengembangkan daya saing, yakni fokus pada pelanggan,
kesetiaan pada mutu, perhatian terhadap kenyamanan, konsentrasi terhadap
inovasi, dedikasi pada pelayanan, dan tekanan pada kecepatan.
ü Menyusun
strategi bauran pemasaran (marketing mix)
yang tepat.
Unsur-unsur
utama dalam strategi marketing mix adalah empat “P” dalam pemasaran, yakni
product (produk), place (distribusi), price (harga), dan promotion (promosi).
Manajer perusahaan koperasi harus memadukan faktor-faktor tersebut untuk
memaksimumkan pengaruh produk atau jasanya terhadap pelanggan. Keempat
faktor tersebut diharapkan mampu mendukung citra produk atau jasa perusahaan
koperasi terhadap calon pelanggan.
Tidak berbeda dengan bauran pemasaran pada umumnya, unsur-unsur utama dalam
strategi bauran pemasran koperasi adalah produk, tempat, harga, dan promosi.
Manajer koperasi dapat memadukan faktor-faktor tersebut untuk memaksimumkan
pengaruh produk atau jasanya terhadap pelanggan.
1.
Produk (product)
Produk
koperasi adalah barang atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan koperasi
kepada anggota atau non anggota yang menjadi pelanggannya. Melalui produk
pulalah perusahaan koperasi akan menikmati keuntungan atau justru mengalami
kerugian. produk tersebut terdiri dari:
·
Barang-barang yang dihasilkan oleh
perusahaan koperasi itu sendiri untuk ditawarkan kepada anggota atau non
anggota.
·
Barang-barang yang dibeli dari
perusahaan anggota untuk dijual kembali kepada non anggota.
·
Barang-barang yang berasal dari non
anggota dan dipasarkan kepada anggota atau non anggota.
Berdasarkan
hasil riset pasar, manajemen koperasi menghasilkan produk-produk yang siap
diperkenalkan kepada anggota dan non anggota. Kebijakan penjualan kepada non
anggota diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan koperasi dan memperkuat
kedudukan perusahaan koperasi dalam persaingan. Kebijakan penjualan produk ke
pasar eksternal perlu mendapat dukungan dari para anggota.
Hampir semua
produk yang sukses di pasar akan mengalami daur hidup produk yang dimulai dari
tahap perkenalan, tahap pertumbuhan dan penerimaan, tahap kematangan dan
persaingan, tahap kejenuhan pasar dan berakhir dengan tahap penurunan produk
(Klotler, 2001). Pada tahap perkenalan, perusahaan koperasi memperkenalkan
produk mereka ke pasar baik pasar internal maupun eksternal. Pada pasar
eksternal, tingkat penerimaan yang tinggi atas produk baru tersebut biasanya jarang
terjadi. Oleh karena itu, perusahaan koperasi harus mengeluarkan biaya
pemasaran yang relatif tinggi pada tahap ini, terutama untuk biaya promosi dan
penjualan. Volume penjualan pada tahap ini biasanya masih rendah karena terjadi
adanya penolakan dari pelanggan dan kesetiaan mereka pada produk pesaing. Bila
produk perusahaan koperasi sukses melewati tahap perkenalan, produk akan melaju
ke tahap pertumbuhan dan penerimaan.
Pada tahap
pertumbuhan dan penerimaan, pelanggan mulai mengenal produk dan berupaya
membandingkan produk koperasi dengan produk yang lainnya, penjualan mulai naik
dan hasil usaha atau keuntungan mulai diperoleh. Produk yang mencapai tahap ini
juga tidak selalu berhasil. Bila dalam tahap perkenalan atau pertumbuhan gagal
memenuhi keinginan pelanggan, biasanya produk tidak dijual lagi dan hilang dari
pasar. Produk-produk koperasi yang sukses melewati tahap pertumbuhan dan
penerimaan akan memasuki tahap kematangan dan persaingan.
Pada tahap
kematangan dan persaingan, penjualan terus meningkat, laba mencapai maksimum,
kemudian menurun ketika pesaing masuk dalam pasar. Guna mempertahankan
keunggulan bersaing dan pangsa pasar yang ada, perusahaan koperasi dapat
menurunkan harga jual. Jumlah pesaing yang semakin banyak di pasar dan
kebijakan penurunan harga jual untuk mempertahankan posisi persaingannya
menyebabkan laba yang diperoleh pada tahap ini terus menurun. Pada tahap
ini, perusahaan koperasi harus mulai memikirkan kemungkinan meluncurkan produk
baru yang belum banyak tersedia di pasar.
Penjualan
akan mencapai maksimum pada tahap kejenuhan pasar dari daur hidup produk dan
laba yang diperoleh menjadi sangat kecil. Hal ini pertanda bahwa konsumen sudah
mulai jenuh dengan produk yang ditawarkan perusahaan koperasi dan kondisi
ini merupakan peringatan bahwa perusahaan koperasi perlu memperkenalan produk
baru pada generasi berikutnya.
Tahap
terakhir dari daur hidup produk adalah tahap penurunan produk, yakni tahap di
mana penjualan terus menurun secara drastis. Laba juga menurun drastis dan bahkan
mengalami kerugian. produk yang mencapai tahap ini bukan berarti produk itu
sudah gagal, produk itu tetap populer di mata para pelanggan. Produk yang tetap
populer akan selalu diperbaiki.
Produk yang
dihasilkan oleh koperasi dapat berupa barang ataupun jasa. Ketika koperasi
menawarkan produknya kepada masyarakat, manajemen harus memiliki keyakinan
bahwa produk yang akan diluncurkan memang dirancang untuk dapat memuaskan
keinginan konsumen. Oleh karena itu, proses merancang sebuah produk bukan
sekedar menyangkut penentuan manfaat, melainkan juga menyangkut keputusan
desain produk, nama merk, merek dagang, jaminan, citra produk, dan layanan
konsumen. Jadi untuk mencapai tujuan koperasi dalam memenuhi keinginan
pelanggan, koperasi harus merancang kebijakan produk yang sesuai dengan
keinginan pasar. Kebijaksanaan tersebut meliputi jumlah barang/jasa yang
akan ditawarkan koperasi, pelayanan khusus yang mendukung penjualan
barang dan jasa, dan bentuk barang/jasa yang ditawarkan. Sedangkan harga berkaitan
dengan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini
yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan
produk dan jasa (Kotler, 1997).
2.
Distribusi (place)
Distribusi
merupakan segala aktivitas pemindahan barang dari produsen hingga ke konsumen.
Salah satu unit yang sangat membantu dalam jalannya proses distribusi adalah
unit distributor. Distributor sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam membantu
pemasaran objek produksi. Dalam menunjuk distributor yang tepat dan juga
menetapkan kebijakan yang benar tentang saluran distribusi dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
·
Melakukan riset dan analisis yang
lebih mendalam terhadap pihak-pihak lembaga yang terkait dalam menunjang proses
pemasaran, terutama seabagai contoh adalah pihak-pihak terkait seperti pedagang
perantara antara pihak perusahaan dengan konsumen di daerah tertentu.
·
Mempertimbangkan karakteristisk dari
segmen pasar yang telah dibidik, dan secara geografis bagaimana lokasi pembeli,
apakah mudah dijangkau atau keadaan yang terjadi adalah sebaliknya.
·
Memperhitungkan seberapa besar
persediaan produk yang dipasok yang disesuaikan dengan seberapa besar dengan
kebutuhan konsumen. Hal ini bertujuan untuk menganailisis efektifitas proses
distribusi yang akan dilakukan dalam jangka panjang.
·
Memikirkan dengan segala jaringan
pemasaran yang dimiliki agar dapat didaya upayakan secara maksimal sehingga
hasil pemasaran yang disokong dari proses distribusi dapat memberikan hasil
yang optimal.
Pelaksanaan
distribusi sangat tergantung pada jenis produk yang ditangani perusahaan
koperasi. Pemilihan saluran distribusi yang tepat akan bermanfaat dalam
mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Bagi perusahaan koperasi yang
menghasilkan barang atau memasarkan barang hasil produksi anggotanya di pasar
eksternal, dapat memilih alternatif sebagai berikut:
v Dari
perusahaan koperasi ke pelanggan. Dalam beberapa kasus, perusahaan koperasi
langsung menjual barang atau jasanya ke pelanggan. Koperasi yang mengahsilkan
jasa biasanya mengikuti jalur ini, seperti : rental mobil, persewaan pesta, dan
lain-lain.
v Dari
perusahaan koperasi ke pengecer ke pelanggan. Saluran distribusi lain yang
lazim digunakan koperasi adalah melibatkan pengecer sebagai perantara., seperti
koperasi yang menghasilkan produk pakaian, buku, dan lain-lain.
v Dari
perusahaan koperasi ke pedagang besar ke pengecer pelanggan. Perusahaan
koperasi yang menjual produk makanan dan minuman dalam kemasan, alat
pertukangan, mainan dan produk lain biasanya disalurkan dengan model seperti
ini.
Pada perusahaan koperasi yang
berfungsi sebagai pedagang perantara atau pengecer saluran distribusi langsung
merupakan alternatif yang biasa dilakukan. Tugas koperasi hanyalah melakukan penjualan
langsung dan melakukan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pelanggan. Perlu
diperhatikan bahwa terdapat empat faktor yang perlu dipertimbangkan oleh
manajemen koperasi dalam memilih saluran distribusi, yaitu :
v Pertimbangan
pasar
Menyangkut
jenis pasar yang akan dituju (pasar konsumen atau pasar industri), jumlah
pelanggan potensial, konsentrasi geografis pasaran, dan banyaknya pasaran.
v Pertimbangan
produk
Koperasi
perlu mempertimbangkan, (1) nilai satuan artinya semakin besar nilai satuan,
makin pendek saluran distribusi yang dipergunakan, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara ekonomis, (2) sifat cepat rusak, artinya produk yang secara
fisik dapat cepat rusak atau mudah ketinggalan bentuk, harus disalurkan dengan
menggunakan saluran distribusi yang pendek, (3) sifat teknis produk, artinya
suatu produk industri yang bersifat teknis tinggi kebanyakan didistribusikan
secara langsung kepada pemakai atau konsumen terakhir dan harus disertai dengan
penyediaan jasa pra jual dan jasa purna jual.
v Pertimbangan
perantara
Hal-hal yang
perlu diperhatikan di antaranya, (1) jasa-jasa yang disediakan oleh perantara,
(2) tersedianya perantara yang dikehendaki, (3) sikap perantara terhadap
kebijakan perusahaan.
v Pertimbangan
perusahaan
Hal yang perlu
diperhatikan di antaranya, (1) sumber dana keuangan, (2) kemampuan manajemen,
(3) keinginan menguasai saluran, (4) jasa-jasa yang disediakan oleh penjual.
3.
Harga (price)
Harga sebuah produk atau jasa merupakan factor kunci dalam keputusan pembelian.
Harga mempengaruhi baik penjualan maupun laba. Tanpa harga yang benar,
penjualan dan laba mendapatkan kesulitan. Harga adalah nilai uang (monetary value) dari produk atau jasa di
pasar. Harga mengukur berapa banyak uang yang harus ditukarkan pelanggan untuk
mendapatkan produk atau jasa. Harga juga merupakan petunjuk tentang nilai
produk atau jasa bagi seseorang, dan pelanggan yang berbeda akan memberikan
nilai yang berbeda untuk barang atau jasa yang sama. Harga yang benar untuk
produk atau jasa yang dipasarkan di pasar eksternal bergantung dari tiga faktor,
yaitu:
a. Struktur
biaya perusahaan koperasi, maksudnya adalah harga yang ditetapkan koperasi
hendaknya lebih besar dari biaya per satuan agar koperasi tidak mengalami
kerugian.
b. Perkiraan hambatan
pemasaran koperasi, maksudnya adalah penetapan harga harus memperhatikan harga
barang yang sama yang dihasilkan pesaing.
c. Citra
perusahaan koperasi yang diinginkan untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Bagi koperasi yang skala usahanya
relatif kecil, penetapan harga dengan orientasi pelanggan adalah lebih penting
dari pada mencoba mencari harga ideal untuk suatu produk. Pada kenyataanya,
untuk kebanyakan produk terdapat jangkauan harga yang dapat diterima, bukannya
satu harga tunggal yang ideal. Jangkauan harga adalah daerah diantara harga
tertinggi yang ditentukan oleh pelanggan di pasar dan harga terendah
berdasarkan perhitungan struktur biaya perusahaan. Harga akhir yang ditentukan
perusahaan koperasi tergantung dari citra yang diinginkan dalam pikiran
pelanggan, apabila murah, menengah, atau gengsi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
perusahaan koperasi sewaktu menetapkan harga akhir dari barang atau jasa
meliputi :
1) Biaya
menghasilkan atau mendapatkan produk atau jasa
2) Faktor
pemerintah dan penawaran di pasar
3) Jumlah
penjualan yang diharapkan
4) Harga dari
produk pesaing
5) Keunggulan
bersaing perusahaan koperasi
6) Kondisi
perekonomian
7) Lokasi usaha
koperasi
8) Perubahan
musiman
9) Faktor
psikologis
10) Penjualan kredit dan potongan penjualan
11) Kepekaan pelanggan terhadap harga
12) Citra yang diinginkan
Adapun strategi penetapan harga yang dapat dilakukan :
1. Strategi dan
taktik penetapan harga
a)
Memperkenalkan Produk Baru
-
Buat agar produk itu diterima
-
Jaga pangsa pasar dengan
meningkatkan persaingan
-
Dapatkan laba
b)
Penetral
Perusahaan koperasi dapat memperkenalkan produk dengan
harga rendah agar dapat diterima dengan cepat dan produk tersebut dapat
didistribusikan secara luas di pasar. Harga ditetapkan sedikit diatas jumlah
biaya untuk mendorong pasar dan segera mencapai volume yang besar. Margin harga
rendah yang dihasilkan akan menghambat pesaing memasuki pasar produk sejenis.
c)
Harga tertinggi
Strategi penetapan harga tinggi dapat digunakan
perusahaan koperasi ketika memperkenalkan produk baru ke dalam pasar dengan
tingkat persaingan rendah atau bahkan tidak ada persaingan. Perusahaan koperasi
menggunakan harga tinggi di luar harga normal agar dapat menutup biaya
pengembangan dan promosi produk tersebut.
d)
Meluncur mengikuti kurva permintaan
Penetapan harga seperti ini hanya bisa dilakukan bila
perusahaan koperasi yakin memiliki keunggulan teknologi. Perusahaan koperasi
dapat menggunakan taktik ini untuk memperkenalkan produk mulai pada tingkat
harga tertinggi, kemudian keunggulan teknologi memungkinkan perusahaan koperasi
menurunkan biaya dengan cepat dan menurunkan harga lebih cepat dari pesaingnya.
2. Penetapan
Harga untuk Barang dan Jasa yang Sudah Mapan
a.
Penetapan Harga Ganjil
Perusahaan koperasi dapat menetapkan harga dengan
angka terakhir ganjil (5, 7, 9 ) Karena mereka percaya bahwa menjual barang
seharga Rp. 9.990,00 akan tampak jauh lebih murah daripada Rp. 10.000,00 Teknik
psikologis seperti harga ganjil ini dirancang untuk menarik minat pelanggan,
meskipun efektifitasnya masih harus dibuktikan.
b.
Penetapan Jenis Harga
Manajer koperasi dapat mengelompokkan barang-barang
dagangan dalam berbagai rintangan harga atau lini harga yang berbeda. Tiap
kategori barang dagangan memuat barang-barang yang serupa penampilan, mutu,
biaya, kinerja, atau ciri-ciri lainnya.
c.
Penetapan Pemimpin Harga
Penetapan pemimpin harga adaalah suatu teknik dimana
perusahaan koperasi menurunkan harga yang biasa untuk barang yang popular dalam
usaha menarik lebih banyak pelanggan. Perusahaan koperasi hanya menghasilkan
sedikit laba untuk tiap unit barang karena margin harga yang kecil, tetapi
pembelian dari barang lain oleh pelanggan sering mendorong kenaikan penjualan
dan laba.
d.
Penetapan Harga Geografis
Penetapan koperasi yang penetapan harganya sangat
dipengaruhi oleh biaya pengiriman karena melintasi daerah yang luas, sering
menetapkan salah satu teknik harga geografis. Untuk perusahaan-perusahaan ini,
biaya pengiriman menjadi bagian yang menentukan dalam menjalankan bisnis dan
mungkin banyak memotong margin laba yang sudah tipis.
e.
Penetapan Harga Oportunistik
Bila produk dan jasa yang ditawarkan koperasi adalah
barang yang langka, pelanggan akan bersedia membayar lebih untk produk yang
mereka perlukan. Perusahaan koperasi dapat menggunakan situasi ini untuk
memaksimumkan laba jangka pendek dengan menaikkan harga jual.
f.
Potongan Harga
Perusahaan koperasi dapat menggunakan potongan harga
untuk menghabiskan barang dagangan yang basi, kadaluarsa, rusak, atau yang
putaran persediaannya lambat. Potongan harga musiman adaalah potongan harga
yang dirancang untuk mendorong pelanggan membeli barang sebelum datangnya musim
berikut.
g.
Penetapan Harga Ganda
Adalah suatu teknik promosi yang menawarkan potongan
harga kepada pelanggan bila membeli dalam jumlah banyak. Banyak produk, terutama
yang bernilai rendah ditawarkan dengan menggunakan harga ganda.
h.
Harga Eceran yang Disarankan
Banyak pabrik mencetak haga jual eceran yang
disarankan untuk produk-produknya atau mencantumkannya pada faktur atau katalog
pedagang besar. Perusahaan koperasi sering mengikuti harga eceran yang disaranakan
ini karena menghilangkan keharusan membuat keputusan penetapan harga. Walaupun
demikian, mengikut saran harga dari pabrik yang jaraknya jauh dapat
mengakibatkan masalah bagi peursahaan koperasi.
Strategi
Harga di Pasar yang Bersaing
1) Strategi
Harga di Pasar Persaingan Sempurna
Adalah struktur pasar dengan jumlah
penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat
homogeny. Penjual tidak dapat menentukan harga jual karena harga ditentukan
melalui mekanisme harga di pasar, sehingga pembeli dan penjual hanya berperan
sebagai penerima harga. Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen
dan tidak dapat dibedakan, artinya semua produk terlihat identik. Oleh karena
itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan
produk.
Mengingat UU No. 25 tahun 1992
membolehkan koperasi beroperasi keluar anggota sepanjang tidak mengurangi arti
pelayanan terhadap anggotanya, maka koperasi dapat menetapkan berbagai
kebijakan harga di pasar persaingan sempurna sebagai berikut:
1. Menetapkan
harga sama dengan harga pasar, baik untuk anggota maupun non anggota. Kelemahan
strategi ini adalah dapat mengurangi partisipasi anggota sebab tanpa menjadi
anggota pun seseorang memperoleh pelayanan yang sama dengan anggota koperasi.
Selain itu, strategi ini kurang menarik anggota karena mereka menganggap
koperasi tidak mempunyai keunggulan dibanding perusahaan lainnya.
2. Harga kepada
non anggota sama dengan harga pasar kepada anggota di bawah harga pasar.
Kelemahan strategi ini adalah bila koperasi tidak dapat mempertahankan jumlah
penjualan kepada anggotanya dan selalu memenuhi permintaan anggota, maka (1)
anggota akan menjadi pesaing koperasinya sendiri dengan menjual barang yang
dibeli dari koperasi ke pasar dengan harga yang berlaku, (2) penambahan output
untuk memenuhi permintaan anggota akan menaikkan biaya produksi rata-rata.
Sedangkan keuntungannya, (1) koperasi memperoleh pendapatan yang cukup dari non
anggota dan (2) koperasi dapat menunjukkan keunggulan pelayanan pada tingkat
penjualan tertentu.
2) Strategi Harga di Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah struktur pasar di
mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Pada pasar
oligopoli, setiap perusahaan mempromosikan dirinya sebagai bagian yang terikat
dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari
pola reaksi pesaing yang ada.
Praktek oligopoli biasa dilakukan
untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial masuk ke dalam pasar, dan sebagai
salah satu usaha untuk menikmati laba normal dengan menetapkan harga jual
terbatas, sehingga kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan
praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Beberapa faktor yang membuat para pesaing
oligopolistik berperang harga untuk menyingkirkan koperasi:
a. Perbedaan
keunggulan biaya (cost advantages) antara koperasi dengan pesaingnya.
b. Posisi
likuiditas antara para pelaku ekonomi yang bersaing.
c. Keinginan
para anggota untuk membiayai kerugian yang mungkin timbul.
Koperasi mengalami kesulitan dalam persaingan
ini, meskipun koperasi mempunyai kemampuan yang sama dengan pesaingnya.
Perusahaan-perusahaan lama biasanya telah bersekongkol dengan perusahaan besar
atau mengikuti kebijaksanaan harga perusahaan lain (price leadership).
Oleh karena itu, untuk menumpuk keuntungan dan likuiditasnya mereka mungkin
mencoba untuk menyingkirkan koperasi, karena akan dapat memberikan tambahan
keuntungan bagi perusahaan itu.
Kebijakan penurunan harga yang
bersifat “predatory”, yaitu menjual produk pada suatu harga dalam posisi
rugi, yaitu harga di bawah biaya rata-rata (average cost). Meskipun
koperasi mempunyai kemampuan tinggi untuk dapat bersaing dan bertahan, akan
bijaksana bila menggunakan senjata harga dengan hati-hati dalam bersaing, sebab
kondisi tertentu penurunan harga dapat dikalahkan dengan mudah.
Pada umumnya, koperasi adalah
peserta baru di pasar yang menghadapi kendala pemodalan, teknologi, dan
manajemen. Akibat keterbatasan modal dan atau rendahnya teknologi dan kemampuan
manajemen, menyebabkan biaya koperasi yang memasuki pasar lebih tinggi dari
pesaingnya yang telah mapan. Oleh karena itu masuknya koperasi dalam persaingan
tidak akan dianggap serius oleh perusahaan-perusahaan yang telah mapan.
Salah satu pencegahan agar
persaingan melalui harga tidak merusak koperasi adalah menentukan harga dengan
cara mengikuti “harga pemimpin” perusahaan dominan atau perusahaan yang lebih
efisien. Price leadership merupakan salah satu bentuk kolusi yang tidak
resmi. Jika harga dari suatu perusahaan berubah, maka akan diikuti oleh
perusahaan lain dalam pasar tersebut. Mengikuti harga merupakan strategi yang
rasional bagi koperasi, jika koperasi tersebut kecil atau memasuki pasar dengan
biaya awal lebih tinggi, oleh karena itu secara de facto wajib mengikuti
pemimpin yang sudah mapan. Bagi sebagian besar koperasi, hal ini merupakan
asumsi yang realistis.
3) Strategi Harga di Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik
merupakan salah satu struktur pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi berbeda dalam beberapa aspek (produk
heterogen). Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk
yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan
produk lain.
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen
dari pasar monopoli atau oligopoly. Kemampuan perusahaan menciptakan citra yang
baik di dalam benak masyarakatlah yang bisa membuat mereka membeli produk
meskipun dengan harga mahal.
Dalam pasar persaingan monopolistik
setiap penjual adalah monopolis kecil, sehingga kurva permintaan yang dihadapi
tidak elastis sempurna seperti halnya pasar persaingan sempurna. Penjual
mempunyai kekuasaan menerapkan harga, tetapi tidak sebanyak perilaku penjual
monopolis yang mempunyai kurva permintaan kurang elastis.
Seandainya koperasi mampu memasuki
pasar, maka menurut Bauer et al., posisi monopoli akan bisa “diperebutkan” (contestable).
Konsekuensinya, monopolis akan mengurangi harga (paling tidak untuk jangka
waktu tertentu), sehingga pesaing menjadi tidak tertarik untuk memasuki pasar.
Strategi penetapan harga yang secara aktual dapat dilaksanakan adalah sangat
sulit, mengingat keputusan itu sangat tergantung pada distribusi kekuasaan dan
pola partisipasi anggota dalam koperasi.
4. Promosi
Promosi menyangkut baik periklanan
maupun penjualan secara pribadi. Tujuannya adalah menginformasikan dan membujuk
pelanggan. Iklan mengomunikasikan manfaat barang atau jasa ada calon pelanggan melalui
media massa. Penjualan secara pribadi melibatkan seni membujuk dalam penjualan
dengan menciptakan citra tertentu dalam pikiran pelanggan.
Promosi adalah semacam bentuk
komunikasi persuasif yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang produk
atau jasa dan untuk mempengaruhi mereka agar membeli atau mengonsumsinya.
Kegiatan promosi tersebut diarahkan pada pencapaian tujuan di antaranya:
- Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial.
- Mendapatkan kenaikan penjualan dan profit.
- Mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.
- Menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
- Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.
- Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Terdapat banyak cara yang digunakan
untuk menginformasikan suatu produk ke masyarakat, seperti:
- Publisitas adalah segala macam bentuk berita komersial yang diliputi oleh media yang mendorong penjualan tetapi tidak perlu dibayar oleh perusahaan.
- Penjualan Perorangan adalah kontak perorangan antara penjual dan calon pelanggan yang diperoleh dari usaha penjualan. Perusahaan koperasi dapat meningkatkan “rata-rata keberhasilan” tenaga penjualannya dengan beberapa petunjuk dasar:
a.
Mengembangkan suatu sistem penjualan.
b.
Memahami perasaan orang lain.
c.
Tetapkan sasaran ganda.
d.
Memantau usaha penjualan dan
hasilnya.
- Periklanan adalah segala macam presentasi penjualan yang tidak bersifat perorangan dan dibayar oleh sponsor tertentu.
Keunggualan dan Kelemahan berbagai
Media Periklanan
Jenis Iklan
|
Kelebihan
|
Kelemahan
|
Surat Kabar
|
- Cakupan geografis terpilih
- Keluwesan
- Ketepatan waktu
- Potensi komunikasi
- Biaya rendah
- Tanggapan yang cepat
|
- Pembaca yang tidak tertarik
- Keterbatasan reproduksi
- Tidak menonjol
- Berkurangnya pembaca
- Umur iklan yang pendek
|
Radio
|
- Infiltrasi universal
- Segmentasi pasar
- Keramahan
|
- Kurang didengarkan
- Perlu pengulangan
- Pesan terbatas
|
Televisi
|
- Cakupan luas
- Keunggulan visual
- Keluwesan
- Bantuan perancangan
|
- Tayangan singkat
- Berdesak-desakan
- Pindah-pindah saluran
- Biaya
|
Majalah
|
- Umur baca yang panjang
- Pembaca berganda
- Pemasaran sasaran
- Mutu iklan
|
- Biaya
- Waktu penutupan lama
- Kurang diperhatikan
|
Pos Langsung
|
- Selektivitas
- Keluwesan
- Perhatian pembaca
- Umpan balik segera
- Hasil yang terukur dan strategi
yang dapat diuji
|
- Daftar alamat yang tidak tepat
- Biaya relative yang tinggi
- Banyak yang terbuang sia-sia
|
Iklan luar ruang
|
- Keterpaparan tinggi
- Cakupan luas
- Keluwesan
- Efisiensi biaya
|
- Keterpaparan singkat
- Batasan hokum
- Tidak menonjol
|
Iklan Berjalan
|
- Cakupan luas
- Keterpaparan berulang
- Biaya rendah
- Keluwesan
|
- Terlalu umum
- Daya tarik kecil
- Pesan singkat
|
Direktori
|
- Prospek utama
- Umur panjang
|
- Kurang luwes
- Kadaluwarsa
|
Pameran dagang
|
- Pasar yang alamiah
- Pengunjung terseleksi sebelumnya
- Pasar pelanggan baru
- Keunggulan biaya
|
- Peningkatan biaya
- Usaha sia-sia
|
Barang promosi
|
- Menjangkau pelanggan terpilih
- Sifat yang abadi
- Keanekaragaman
|
- Terbuang sia-sia
- Biaya
|
Hendar.
2010. Manajemen Perusahaan Koperasi.
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Kotler & Amstrong; Domas Sihombing (Penerjemah). 2001. “Prinsip-prinsip Pemasaran”. Jilid 2; Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Zimmerrer, Thomas W and Scarborough, Norman M. 2002. “Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil”. Jakarta:
Prenhallindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar