STRATEGI
PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF
BERBASIS
LOCAL WISDOM
(Studi
di Industri
Keramik
Dinoyo)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumber daya alam yang terbatas
tidak dapat memenuhi kebutuhan setiap individu yang terus berkembang. Berbagai
usaha dilakukan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Tingkat kreativitas dan
kemampuan dari setiap individu pastilah berbeda-beda, sehingga jenis usaha yang
dilakukan pun berbeda. Hal inilah yang menimbulkan adanya berbagai jenis usaha.
Namun, di zaman yang sudah modern
seperti sekarang ini, usaha padat karya sudah hampir jarang ditemukan. Tenaga
manusia yang sudah bisa tergantikan oleh kecanggihan alat-alat teknologi
menjadi salah satu alasan terjadinya perubahan tersebut. Alasan lain yang
melatarbelakangi fenomena tersebut ialah waktu yang digunakan lebih efisien,
tanpa mengurangi kuantitas barang ataupun jasa yang diproduksi. Jika fenomena
tersebut terus-menerus terjadi, maka hal itu akan berdampak buruk bagi kalangan
pekerja, karena tenaga mereka sudah tidak dibutuhkan lagi.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah
satunya dengan cara mengedepankan sektor industri. Tidak hanya mengandalkan
bidang industri sebagai sumber ekonomi negara tetapi juga mengandalkan Sumber
Daya Manusia yang kreatif. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa juga tidak
lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi, tetapi lebih kepada
pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi
yang semakin maju.
Inilah yang dinamakan era ekonomi baru yang
mengutamakan informasi dan kreativitas yang popular dengan sebutan Industri
Kreatif atau Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang
bersangkutan di bidangnya. Industri kreatif sendiri merupakan pengembangan
konsep berdasarkan modal kreativitas yang dapat berpotensi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Keberadaan industri kreatif berbasis
kearifan local saat ini mulai terancam. Selain darai segi internal mereka
kurang mampu berproduksi dengan baik karena berbagai faktor, semakin banyaknya
produk impor dari Cina dan negara-negara ASEAN membuat pemilik industri keramik lokal
semakin resah.
Perkembangan
suatu usaha pastilah dipengaruhi oleh bagaimana strategi pengembangan yang dilakukan dan adanya
faktor-faktor pendukung. Begitu pula yang dialami oleh usaha Keramik Ismo,
sehingga fenomena tersebut menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan. Agar bisa
mengetahui kondisi riil dari bisnis mereka dan
akar permasalahan yang perlu dituntaskan dan dicarikan pemecahannya.
B.
Rumusan masalah
1. Bagaimana strategi manajemen industri “Keramik Ismo”
di Dinoyo untuk
mempertahankan eksistensi perusahaan mereka?
2. Bagaimana proses produksi, pemasaran, dan penjualan produk industri “Keramik Ismo” di Dinoyo?
3. Bagaimana Strategi Pengembangan
yang diterapkan oleh “Keramik Ismo” di Dinoyo?
4.
Bagaimana
strategi industri “Keramik Ismo”
di Dinoyo dalam menghadapi persaingan dengan sesama produsen lokal maupun mancanegara?
C.
Tujuan penelitian
1. Mengetahui
strategi manajemen
industri “Keramik Ismo” di Dinoyo untuk mempertahankan eksistensi perusahaan mereka
2. Mengetahui proses produksi, pemasaran, dan penjualan produk
industri “Keramik Ismo” di Dinoyo
3. Mengetahui Strategi Pengembangan yang diterapkan oleh “Keramik
Ismo” di Dinoyo
4.
Mengetahui strategi
industri “Keramik Ismo”
di Dinoyo dalam menghadapi persaingan dengan sesama produsen lokal maupun mancanegara
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
Teoritis
1.1 Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan,
serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran
pengetahuan tentang kewirausahaan.
1.2 Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.
2.
Manfaat
Praktis
2.1 Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan
kualitas pemasaran suatu usaha, khususnya dalam memberikan informasi tentang pentingnya
strategi pengembangan
pada suatu bidang usaha, serta sebagai evaluasi terhadap strategi pengembangan yang telah digunakan.
BAB
II
LANDASAN TEORI
A.
Strategi
Strategi
adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam
strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi
faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara
rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan
secara efektif.(Gary:1997,227)
B. Jenis-Jenis Strategi
ü Strategi
integrasi secara umum menggambarkan mengenai upaya kepemilikan usaha yang dapat
membantu usaha yang sedang di jalankan yang membedakan hanyalah usaha siapa
yang harus dimiliki.
ü Strategi
intensif, Strategi ini meggambarkan bagaimana agar produk kita dapat menjangkau
konsumen semaksimal mungkin baik dari segi konsumsi dan geografis
ü Strategi
Diversifikasi. Strategi ini secara umum menggambarkan sebuah strategi dimana
Anda mendirikan sebuah usaha lain,yang membedakan adalah apakah usaha tersebut
sejenis atau tidak.
ü Strategi
defensif. Strategi ini menggambarkan ketika Anda harus mempertahankan
keberlangsungan hidup perusahaan Anda atau ingin berhenti berbisnis dengan
mewujudkan usaha Anda dengan nilai kekayaannya. (George:1998,18)
C. Pengembangan
Menurut Gary
Dessler, pengembangan adalah
usaha untuk meningkatkan prestasi manajemen dimasa depan dengan menanamkan
pengetahuan, perubahan perilaku, atau peningkatan keterampilan.(Gary:2009,228)
D. Industri Kreatif
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja dan
penggunaan alat-alat dibidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya
sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya
dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan ekonomi yang berhubungan dengan bumi,
yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat
dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis
ekonomi, budaya, dan politik.
Kreatif artinya memiliki daya cipta atau mampu melakukan
perubahan atau pembaharuan dari suatu yang sudah lazim atau baku. Industri yang
kreatif adalah Kemampuan melakukan modifikasi maupun kemampuan mencari
terobosan dalam mengatasi suatu masalah yang menyebabkan seorang wiraswasta
selalu dinamis dan proaktif dalam mengembangkan usahanya.(Amir:2000,26)
E. Local
Wisdom
Dalam pengertian kamus, kearifan Lokal (Local Wisdom) terdiri dari dua
kata: kearifan (wisdom) dan local (lokal). Dalam kamus inggris-indonesia karya
John. M.Echoles dan M. Hasan Sadili, Local berati setempat, sedangkan wisdom
(kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain, kearifan lokal dapat
dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan setempat (local) yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Francis Fukuyama, memandang kearifan lokal sebagai model sosial yang
dipandang sebagai bumbu vital bagi perkembangan pemberdayaan perekonomian
masyarakat. Model sosial yang kuat dapat memicu pertumbuhan di berbagai sektor
perekonomian karena adanya tingkat rasa percaya yang tinggi dan keeratan
hubungan dalam jaringan yang lebih luas yang tumbuh dikalangan masyarakat.
Kearifan lokal merupakan kekuasaan dan potensi riil yang dimilki suatu
daerah sebagai aset daerah yang dapat mendorong perkembangan dan pembangunan
daerah. Selanjutnya dalam usaha membangun daerah perlu diberlakukan
pemberdayaan budaya lokal atau kearifan lokal yang mendukung penyusunan
strategi budaya.(Suryadi:2010)
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan
Penelitian
Pendekatan penelitian yang akan
digunakan adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Adapun definisi
menurut Bogdan dan Taylor dalam Fatoni (2009), “Penelitian kualitatif adalah
salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.” Adapun definisi metode
kuantitatif menurut Render dalam Adi (2010), “Metode kuantitatif adalah suatu
pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi.”
Metode kualitatif yang digunakan pada penelitian ini diterapkan
dengan cara mengambil data yang berdasarkan pada kenyataan sosial dan dilakukan
melalui beberapa cara misalnya wawancara, observasi lapangan dan lain-lain.
Jadi data yang diperoleh berbentuk deskripsi atau ungkapan objek penelitian.
Adapun penerapan metode kuantitatif dalam penelitian ini adalah dengan cara
mengambil data mengenai jumlah pendapatan rata-rata per hari, harga per porsi,
harga rata-rata produk,
dan sebagainya. Data tersebut langsung didapatkan dari proses wawancara dan
observasi.
B. Sumber
Data Penelitian
Data-data yang digunakan dalam
penelitian merupakan data yang diperoleh secara primer, yakni diperoleh dari Wawancara langsung
dengan Bapak Junaidi, salah satu pemilik Industri Keramik di Dinoyo dan observasi ke lokasi
yang akan di jadikan sampel penelitian.
C. Pengumpulan
Data
Sebuah penelitian pasti memerlukan
data, sebab data merupakan pencatatan peristiwa-peristiwa, hal-hal,
keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian dengan parameter
tertentu. Data tersebut dapat diperoleh melalui berbagai teknik, supaya data
yang diperlukan dapat terkumpul. Adapun teknik yang akan dilakukan antara lain:
1.
Wawancara
Pada penelitian ini akan digunakan teknik wawancara
sebagai sarana pengumpulan data. Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau informan.
Selain itu, wawancara merupakan tanya jawab sepihak yang berarti pertanyaan
hanya akan berasal dari peneliti dan nara sumber akan aktif menjawab pertanyaan
yang telah diberikan. Adapun pihak yang kami wawancarai yaitu:
ü Bapak Junaidi, salah satu pemilik Industri Keramik di Dinoyo
2.
Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang melakukan pengamatan langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang
dilakukan. Jenis observasi yang akan digunakan adalah observasi partisipan,
karena pada aktivitas jual beli yang dilakukan usaha Keramik Dinoyo. Melalui
observasi akan diperoleh pandangan-pandangan mengenai apa yang sebenarnya
terjadi. Adapun objek yang akan diobservasi adalah lokasi Usaha Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Jl.MT Haryono No. XI
D Malang. RW 003. Kel. Dinoyo.
D. Metode
Analisis Data
Pada tahap ini akan dilakukan
pemilihan dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan data. Setelah itu, akan
dilakukan penguraian data dan pengembangan sebuah deskripsi informasi yang
telah didapatkan dari hasil observasi dan wawancara. Kemudian, langkah selanjutnya adalah proses
penarikan kesimpulan sesuai dengan hasil penguraian dan pengembangan data.
E. InstrumenPenelitan
Instrumen penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, recorder, kamera, dan panduan
wawancara untuk memudahkan dalam melakukan penelitian.
F.
Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada Jum’at, 04 September
pukul 16.00 WIB
2.
Tempat
Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan selama proses
penelitian ialah Kampung Wisata
Keramik Dinoyo, Jl.MT Haryono No. XI D Malang. RW 003. Kel. Dinoyo.
G. Prosedur
Penelitian
Untuk memudahkan dalam penelitian
maka disusunlah prosedur penelitian sebagai berikut:
1.
Pengambilan
data dari proses observasi dan wawancara
2.
Melakukan
Observasi
1.1 Menyiapkan
instrumen penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan observasi, seperti alat
tulis dan alat perekam.
1.2 Melakukan
observasi di lokasi Keramik Dinoyo
1.3 Melakukan observasi terhadap aktivitas jual beli di Keramik Dinoyo
3.
Melakukan
Wawancara
3.1 Menyiapkan
instrumen penelitian yang terkait dengan pelaksanaan wawancara seperti
recorder, alat tulis, dan kamera.
3.2 Melakukan wawancara dengan pemilik warung makan mbok mi.
4.
Menarik
kesimpulan berdasarkan hasil observasi dan wawancara.
BAB IV
PEMBAHASAN
HASIL
PENELITIAN
A. Analisis SWOT
Industri keramik yang dijalankan oleh Bapak Junaidi telah berdiri
sejak tahun 1993. Produk dari industri olahan keramik ini berupa guci, asbak, souvenir, vas bunga, boneka, celengan, frame, dan lain-lain. Rentang
harga produknya mulai dari 20.000-300.000.
Sejauh ini konsumennya kebanyakan berasal dari luar daerah Malang bahkan dari
luar Jawa.
Kondisi industri “keramik
Ismo” di Dinoyo
berdasarkan hasil análisis SWOT antara lain:
·
Strenght ( Kekuatan/kelebihan)
Kekuatan/kelebihan Industri keramik Dinoyo adalah memiliki terletak pada
pengerjaannya yang manual. Mulai proses cetak tuang, pengukiran,
bahkan sampai pembakaran. Dengan pengerjaan seperti demikian membuat hasilnya
lebih halus, detail, dan khas. Produk keramik mereka memiliki ciri khas terdiri
dari beraneka warna yang cerah.
·
Weakness (Kekurangan/Kelemahan)
ü Kelemahan dari segi produk adalah dalam proses produksinya yang masih
manual dan masih mengandalkan panas matahari (cuaca) untuk pengeringan dan
penjemuran. Sehingga proses produksi akan terkendala apabila cuaca sedang tidak
cerah terutama di musim penghujan.
ü Dari segi karyawan, Pengusaha hanya mempunyai karyawan
sebanyak 3 orang. Dari keterbatasan karyawan itulah menyebabkan industri tidak bisa memproduksi hasil
olahan keramik dalam jumlah yang besar, sehingga banyak pesanan yang akhirnya
dibatalkan atau di bagi pengerjaannya dengan produsen lain.
·
Opportunities (Peluang)
Peluang industri keramik ini cukup terbuka seiring
semakin banyaknya permintaan souvenir untuk hadiah dan oleh-oleh. Terutama
untuk acara seperti pernikahan. Penggunaan media sosial dan online marketing
diharapkan mampu menjaring konsumen yang lebih luas lagi. Sekaligus memperkuat
proses pemasaran dengan cara mulut ke mulut yang telah lama digunakan.
·
Threats (Tantangan)
Tantangan
bagi industri keramik ini adalah lemahnya support dari pemerintah terhadap bisnis mereka.
Jangankan memberikan wadah bagi pelaku industri untuk memamerkan produknya,
pemerintah menurut penuturan Bapak Junaidi hanya sekali dua kali mengadakan pelatihan dan
sifatnya tidak berkelanjutan. Tantangan berikutnya adalah harga minyak tanah
dan gas elpiji yang fluktuatif dan cenderung terus meningkat membuat beberapa pedagang
kesulitan dalam pengadaan mesin. Selain itu, salah satu tantangan terbesar
produsen produk keramik ini adalah banyaknya produk keramik impor dari Cina.
Belum lagi dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun
ini.
B. Pertanyaan
dan Jawaban Wawancara
1. Apa keunggulan dari produk kerajinan keramik yang bapak
produksi dibandingkan dengan produk pengrajin keramik lainnya (keunggulan
kompetitif) ?
Jawab: Ciri khas produk
keramik Ismo ialah Proses Produksinya yang masih manual
alias cetak
tuang. Semua proses pembuatannya dengan manual mulai dari pencetakan, pengukiran, bahkan sampai
pembakaran. Akibatnya barang yang
diproduksi bentuknya lebih bagus dan dengan proses pembuatan manual otomatis
akan mengurangi tingkat pengangguran, dengan tersedianya lapangan pekerjaan
bagi orang-orang yang mempunyai skill dalam bidang kerajian, Karena masih
sangat dibutuhkannya tangan-tangan kreatif mereka.
2. Bagaimana cara bapak dalam menentukan Target Pasar
(sasaran konsumen)?
Jawab: Sasaran konsumen yang kami tuju ialah untuk umum,
artinya semua konsumen bisa menkonsumsi produk ini baik anak kecil, remaja
hingga dewasa. Tujuan pemesanan juga beragam, antara lain untuk souvenir
hajatan seperti pernikahan, oleh-oleh
atau membeli untuk dijual sendiri kemudian dipasarkan kembali.
Konsumennya pun beragam bisa sampai keluar jawa, Rata-rata sumatera, kalimantan, dan bali.
3. Berapa target harga yang bapak tentukan untuk produk
keramik ini?
Jawab: Jika untuk harga, tergantung
pada ukuran dan segi kerumitan proses pembuatannya.
Biasanya mulai dari harga 20.000-300.000. Produknya meliputi gelas
(MUG), asbak, vas bunga, guci, souvenir,
boneka, celengan, frame, dan lain-lain.
4. Bagaimana proses pembuatan dan pengerjaan yang diterapkan
“keramik ismo?
Jawab: Untuk proses
pembuatannya tergantung pada permintaan
konsumen, intinya proses
pengerjaan tidak bisa
dilakukan dengan tergesa-gesa. Biasanya bapak junaidi memberi kurun waktu selama 2 minggu untuk pemesanan barang sebanyak
100-200 biji.
Namun bisa jadi lebih apabila pemesanan dalam jumlah yang besar.
5. Kapan usaha ini dirilis dan berapa modal awal untuk memulai usaha? Adakah investor?
Jawab: Bapak junaidi mengawali
usahanya pada tahun 1993 hingga sekarang. Dulu di tempat ini banyak sekali orang yang berprofesi sebagai pengrajin. Namun saat ini pengrajin
(produksi) hanya tinggal beberapa orang
saja. Termasuk bapak junaidi sendiri. Tidak ada investor untuk usaha
ini, modal awal usaha berasal dari modal sendiri. Karena kurangnya pula perhatian pemerintah terhadap
kalangan pengrajin.
6.
Bagaimana
strategi pemasaran (distribusi) ataupun penjualannya ?
Jawab: Awal untuk promosi dari
mulut ke mulut dari orang terdekat seperti tetangga lingkup desa hingga tersebar
kemana-mana. Untuk
saat ini bapak
junaidi telah menggunakan e-commerce sebagai wadah untuk
promosi. Untuk penjualannya sendiri bapak
junaidi bisa menerima penjualan
eceran atau pemesanan, itu semua tergantung
pada pihak pembeli.
7.
Berapa kisaran keuntungan yang diperoleh dari “keramik ismo” sendiri?
Jawab: Dalam produksi
kerajinan keramik omset 1 bulan bisa mencapi 20-40 juta. Untuk laba bersihnya kira-kira 7
jutaan, hasilnya pun tidak menentu.
8.
Bagaimana
strategi bapak dalam menghadapi pesaing
bisnis?
Jawab: Untuk produksi keramik
dinoyo, memang mempunyai banyak
sekali pesaing, karena di kampung tersebut rata-rata mata pencaharian warganya
ialah pengrajin keramik. Produk ini juga mempunyai pesaing produksi kerajinan
dari tiongkok. Langkah-langkah menghadapi banyak produk pesaing lokal maupun
mancanegara yakni dengan pelayanan prima, menyelesaikan pesanan dengan tepat
waktu, lebih kreatif dan inovatif dari setiap model kerajinan agar menarik pihak konsumen.
9.
Masalah apa yang biasanya menjadi kendala dalam proses produksi kerajianan
keramik?
Jawab: Untuk kendala selama
ini dari faktor cuaca, potensi tanah liat,dan banyaknya pesaing.
Jika musim kemarau dalam penjemurannya 1 hari cukup. Namun, ketika musim hujan proses penjemuran menjadi
lebih lama. Bahan
baku tanah liat di malang sendiri jauh dari tempat produksi. Masalah kelemahan
produksi kerajinan keramik di bidang pembuatan yang masih manual. Dan banyaknya pesaing bisnis dari lokal maupun
mancanegara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekuatan (Strenght)
Industri keramik Dinoyo adalah memiliki terletak pada pengerjaannya
yang manual. Mulai proses cetak tuang, penggambaran, bahkan sampai pembakaran.
Dengan pengerjaan seperti demikian membuat hasilnya lebih halus, detail, dan
khas. Produk keramik mereka memiliki ciri khas terdiri dari beraneka warna yang
cerah.
Kelemahan (Weakness) dari segi produk adalah dalam proses produksinya yang masih
manual dan masih mengandalkan panas matahari (cuaca) untuk pengeringan dan
penjemuran. Sehingga proses produksi akan terkendala apabila cuaca sedang tidak
cerah terutama di musim penghujan. Dari
segi karyawan, Pengusaha hanya mempunyai karyawan sebanyak 3 orang. Dari
keterbatasan karyawan itulah menyebabkan
industri tidak bisa memproduksi hasil olahan keramik dalam jumlah yang besar,
sehingga banyak pesanan yang akhirnya dibatalkan atau di bagi pengerjaannya
dengan produsen lain.
Peluang (Opportunities) industri keramik ini cukup terbuka seiring semakin
banyaknya permintaan souvenir untuk hadiah dan oleh-oleh. Terutama untuk acara
seperti pernikahan. Penggunaan media sosial dan online marketing diharapkan
mampu menjaring konsumen yang lebih luas lagi. Sekaligus memperkuat proses
pemasaran dengan cara mulut ke mulut yang telah lama digunakan.
Tantangan (Threats) bagi industri keramik ini adalah lemahnya support dari pemerintah terhadap bisnis mereka.
Tantangan berikutnya adalah harga minyak tanah dan gas elpiji yang fluktuatif
dan cenderung terus meningkat membuat beberapa pedagang kesulitan dalam pengadaan
mesin. Selain itu, salah satu tantangan terbesar produsen produk keramik ini
adalah banyaknya produk keramik impor dari Cina. Belum lagi dengan diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun ini.
B. Saran
1. Bagi konsumen, seharusnya lebih memilih dan
mengkonsumsi produk lokal daripada produk asing.
2. Bagi pemerintah, seharusnya lebih mendukung bila
perlu menciptakan kebijakan yang berhubungan dengan bisnis kerajinan keramik
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amir M.S. 2000. Wiraswasta (Manusia-Berbudi Unggul).
Jakarta: PT.Pustaka Binaman Pressindo.
Dessler,
Gary.1997.Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 1.Jakarta:PT
Prenhallindo.
Dessler,
Gary.2009.Manajemen Sumber Daya Manusia
jilid 2.Jakarta:PT Prenhallindo.
Steiner,
George A. dan Miner John. 1998. Kebijakan
dan Strategi Manajemen. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Michael,
Porter dan Maulana Agus. 2010. Strategi
Bisnis Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama.
Suryadi, Dede.
2010. http://swa.co.id/2010/02/berawal-dai-kearifan-lokal/.
diakses 04 September 2015,
pukul 13.00).
Dessler, Gary. Definisi Pelatihan dan Pengembangan. http://www.slideshare.net/putratidore/msdm-pelatihan-dan-pengembangan-28438852. diakses pada 04 September 2015, pukul 12.17
Jurnal Pengembangan
Industri Kreatif di Sumatera Utara
Sofo,
Fransesco. 2003. Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Surabaya: Airlangga University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar