Peranan Bauran Pemasaran (Marketing
Mix) terhadap Peningkatan Penjualan
(Sebuah Kajian terhadap Bisnis
Restoran)
Abstrak
Dari waktu
kewaktu bisnis dibidang makanan mempunyai kecenderungan terus
meningkat.Permintaan pangan yang terus meningkat karena merupakan kebutuhan
dasar manusia berimbas terhadap peningkatan penawaran makanan.Hal ini sesuai
dengan hukum permintaan dan penawaran (supply and demand law).Terdapat
bermacam-macam bisnis makanan, antara lain adalah bisnis restoran dan bisnis
popular catering (cafe, coffe shop, toko roti/ bakery dan steak house). Dalam
bidang pemasaran, kondisi paling sulit adalah mempertahankan konsumen untuk
selalu menggunakan produk dari penjual, atau sering disebut dengan loyalitas
pelanggan. Untuk mampu menciptakan loyalitas pelanggan tersebut, para pengusaha
perlu memiliki suatu strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya.
Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan
produk makanan untuk menciptakan loyalitas konsumen adalah penggunaan strategi
marketing mix (bauran pemasaran) yang meliputi product, price, promotion, dan
physical evidence atau place. Jika konsumen mendapatkan kepuasan terhadap
produk yang dijual, maka mereka akan loyal. Jika terwujud loyalitas pelanggan,
maka akan berimbas terhadap peningkatan penjualan.
Kata kunci : bisnis makanan, marketing
mix, penjualan
1. Pendahuluan
Dari waktu
kewaktu bisnis dibidang makanan mempunyai kecenderungan terus meningkat, baik
dari segi kuantitas maupun kualitasnya.Faktanya didasarkan pada kenyataan bahwa
makanan merupakan kebutuhan pokok manusia.Hal ini sesuai dengan teori A.A
Maslow, yang mendifinisikan bahwa sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan
dasar manusia, atau ditingkatan kebutuhan paling dasar.Permintaan pangan yang
terus meningkat karena merupakan kebutuhan dasar manusia berimbas terhadap
peningkatan penawaran makanan.Hal ini sesuai dengan hukum permintaan dan
penawaran (supply and demand law). Oleh karena itu, bisnis dibidang makanan juga selalu meningkat dan berkembang
dari waktu kewaktu.
Dewasa ini,
bisnis makanan melingkupi berbagai ragam, sebagai contoh adalah bisnis restoran
dan bisnis popular catering (cafe, coffe shop, toko roti/ bakery dan steak
house). Semakin banyaknya bisnis makanan yang berkembang, kususnya bisnis
restoran, tidak semuanya mampu bertahan lama. Sebagian besar bisnis tersebut
jatuh atau bangkrut karena beberapa faktor, antara lain faktor manajemen yang
masih sederhana, kekurangan modal usaha dan hilangnya konsumen untuk mencari
alternatif produsen lain. Dalam bidang pemasaran, kondisi paling sulit adalah
mempertahankan konsumen untuk selalu menggunakan produk dari penjual, atau
sering disebut dengan loyalitas pelanggan.
Untuk mampu
menciptakan loyalitas pelanggan tersebut, para pengembang perlu memiliki suatu
strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi
pemasaran juga merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran (Tull & Kahle dalam Tjiptono 1997).Dalam
mengembangkan bisnis makanan, pengusaha tidak cukup hanya mengandalkan barang
dan mutu produk yang dijual.
Salah satu
bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan produk untuk
menciptakan kepuasan konsumen adalah penggunaan marketing mix (bauran
pemasaran) yang meliputi product, price, promotion, dan physical evidence atau
place (Pawitra 1993).
Dengan demikian, faktor yang ada dalam
bauran pemasaran (marketing mix) merupakan variabel-variabel yang diharapkan
mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan kata lain variabel-variabel
tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk.
Kepuasan pelanggan akan berimbas kepada loyalitas pelanggan, sehingga usaha
yang dibangun akan terus bertahan dan berkembang.
Sebuah usaha
dikatakan berkembang dan mampu bertahan jika mempunyai indikator awal yaitu
penjualan yang bagus, atau dengan kata lain penjualan yang meningkat dari waktu
ke waktu. Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan
rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan
keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan,
1991).Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari
penjualanlah maka diperoleh laba.Laba digunakan untuk mengembangkan usaha dan
mempertahankan usaha.
2. Pemasaran
Pemasaran
(Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan
manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam
pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran.
Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman
barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).Seseorang yang bekerja
dibidang pemasaran disebut pemasar.Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan
dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang
dituju.
Pemasaran lebih
dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung
pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan
daripada berorientasi pada ilmu tertentu. Pandangan ahli ekonomi terhadap
pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau
diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen (konsep pemasaran).
Strategi
pemasaran (marketing strategy ) adalah sebuah rencana yang memungkinkan
perushaan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk mencapai tujuan
pemasaran dan perusahaan.
Isu strategi
pemasaran adalah:
1.
Seleksi dan Evaluasi Pasar Sasaran.
Pasar sasaran adalah kelompok orang yang
dijadikan sasaran dari semua usaha
pemasaran perusahaan. Dalam penentuan pasar sasaran perusahaan perlu
mempertimbangkan pengaruh pasar sasaran terhadap tingkat penjualan perusahaan,
biaya dan laba.
2.
Merancang dan menyusun Bauran Pemasaran
(Marketing Mix). Marketing mix adalah sekumpulan alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran pada pasar sasaran. E.Jerome
McCarthy menamai alat-alat pemasaran itu “the four Ps of Marketing”. 4P yang
dimaksudkan adalah Product (Produk), Price (Harga), Promotion (promosi), dan
Place (Tempat).
Pemasaran
memiliki tujuan yaitu :
1.
Konsumen potensial mengetahui secara
detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua
permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.
Perusahaan dapat menjelaskan secara
detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini
meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain
produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai
pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3.
Mengenal dan memahami konsumen
sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan
sendirinya.
3. Marketing mix (Bauran
pemasaran).
Philip Kotler
mendefenisikan marketing mix atau bauran pemasaran sebagai : serangkaian
variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran. Keempat unsur
atauvariabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut atau yang disebut four
p's, adalah sebagai berikut:
1. Strategi
Produk
2. Strategi
Harga
3. Strategi
Penyaluran / Distribusi
4. Strategi
Promosi
Marketing mix
atau bauran pemasaran sangat penting diperhatikan pada saat awal pembentukan
bisnis restoran atau rumah makan.Bisnis restoran atau rumah makan seharusnya
ditangani dari biaya makanan (food cost), pekerja, sewa (jika lokasi usaha
bukan milik pribadi), promosi dan iklan, kualitas makanan, pelayanan pelanggan,
keuntungan dan tentunya sikap untuk melanjutkan tipe bisnis ini. Adapun bauran
pemasaran meliputi :
3.1. Produk (Product),
Produk adalah keseluruhan
konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada
konsumen.Produk dalam bisnis restoran sangat bergantung pada pengalaman. Produk
dapat berupa paket yang lengkap yang terdiri dari makanan, minuman, servis,
atmosfer dan kenyamanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan
menciptakan kesan yang tidak terlupakan. Pengunjung di restoran membayar untuk
pengalaman makan secara total bukan hanya untuk makanannya saja. Tingkatan
produk-produk restoran dapat didiskripsikan dalam 3 tingkatan, yaitu: the
core product, the formal product, dan the augmentproduct. Produk-produk
restoran juga dapat dianalisis sama seperti produk lain, misalnya: atmosphere,
product development, product positioning, product life cycle. Jadikan produk
makanan mempunyai rasa yang enak dan mempunyai keunikan supaya bisa menembus
pasaran. Makanan enak akan menarik pembeli untuk terus datang kembali dan menjadi
pelanggan setia.
Sedangkan unik
berarti beda dalam bentuk penyajian, modifikasi resep makanan, pelayanan, atau
apa saja yang bisa menarik perhatian pembeli. Supaya suatu bahan menarik
perhatian (terlihat unik) maka harus diolah dan divariasikan, sehingga
diperoleh aneka produk pangan dengan penampilan, bentuk, tekstur, warna, aroma
dan cita rasa yang memikat.Untuk membuat produk demikian tidak selalu harus
menggunakan bahan dasar mahal.
Keputusan lain
mengenai kebijakan produk yang perlu diperhatikan adalah mengenai model, merk,
label dan kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan misalnya membuat model
tertentu sebagai ciri sebagian atau seluruh produk yang dipasarkan perusahaan.Strategi
kemasan hendaknya diarahkan untuk terciptanya manfaat tambahan, misalnya
menambah ketahanan perlindungan kualitas, mempunyai efek promosi dan lain-
lain. Sedangkan keputusan mengenai label hendaknya memperjelas informasi kepada
konsumen, mempunyai efek promosi dan lain-lain.
Atribut produk
meliputi :
1.
Merek, merek adalah nama, simbol atau
lambang, istilah, desain yang diharapkan dapat memberikan identitas dan
deferensi terhadap produk pesaing.
2.
Kemasan, kemasan adalah proses yang
berkaitan dengan perancangan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu
produk.
3.
Labeling, labeling adalah bagian dari
suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah
label juga merupakan bagian dari kemasan, dan kemasan meruakan bagian dari
etiket produk.
4.
Layanan pelengkap.
5.
Jaminan, adalah janji yang merpakan kewajiban
produsen atas produknya kepada konsumen.
3.2. Lokasi atau distribusi
(Place).
Pemilihan lokasi
merupakan nilai investasi yang paling mahal, sebab lokasi bisa dikatakan
menentukan ramai atau tidaknya pengunjung. Lokasi usaha yang berada di pinggir
jalan atau ditempat yang strategis cukup menyedot pengunjung untuk sekadar mampir dan mencicipi hidangan dan konsep yang
ditawarkan. Memang untuk mendapatkan lokasi yang strategis memang mahal. Lokasi
merupakan faktor yang penting dalam mencapai keberhasilan sebuah restoran,
yaitu menyangkut antara lain good visibility, easy access, convenience,curb
side appeal, parking.
Keputusan
saluran akan mempengaruhi dua hal, yaitu jangkauan penjualan dan biaya. Setiap
alternatif saluran yang dipilih jelas dipengaruhi unsur-unsur lain yang
terdapat dalam bauran pemasaran perusahaan.Misalnya tujuan yang ingin dicapai,
ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang
ditawarkan.Penilaian terhadap alternatif saluran didasarkan kriteria ekonomis,
efektfitas dan pengendalian.
3.3. Promosi (Promotion).
Langkah kecil
berupa promosi dalam berbagai cara untuk meraih target pemasaran yang belum di
raih. Promosi adalah aktivitas yang dilakukan restoran untuk mencari konsumen,
bukan hanya untuk sekali datang, tetapi juga konsumen yang akan melakukan
pembelian berulang (pelanggan).Tujuan dari promosi adalah meningkatkan
awareness meningkatkan persepsi konsumen, menarik pembeli pertama, mencapai
persentase yang lebih tinggi untuk konsumen yang berulang, menciptakan
loyalitas merek, meningkat- kan average check, meningkatkan penjualan pada
makanan tertentu atau waktu-waktu khusus, dan mengenalkan menu baru. Cara
promosi yang dapat dilakukan antara lain dengan promosi mounth by mounth,
mengikuti even-even tertentu, mengadakan diskon kusus pada saat tertentu,
memberi member card pada pelanggan. Dapat juga dilakukan melalui promosi
seperti reklame, sisipan pada koran dan media massa atau menggunakan spanduk.
Selain itu membuat konsep resto yang unik dan disukai oleh pelanggan.
Kebijakan
pembauran pemasaran tentu akan lebih berhasil jika apa telah diprogram
dikomunikasikan dengan tertara yang baik. mengkomunikasikan program perusahaan
kepada masyarakat konsumen dapat dilakukan dengan empat variabel, yaitu :
1.
Periklanan : Bentuk presentasi dan
promosi non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor
tertentu.
2.
Personal selling: Presentasi lisan
dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan
untuk menciptakan penjualan.
3.
Publisitas: Pendorong permintaan secara
non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita
komersial di dalam media mass dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran
secara langsung.
4.
Promosi penjualan: Kegiatan pemasaran
selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian
konsumen dan efektifitas.
3.4. Harga (Price).
Harga adalah
satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepimilikan atau pengguna suatu barang dan jasa
(tjiptono, 2000)
Harga juga
merupakan pertimbangan yang penting dalam memilih restoran. Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga yang diterapkan dalam sebuah restoran, adalah: hubungan
antara permintaan dan penawaran, penurunan loyalitas konsumen, sales mix,
harga-harga dalam persaingan, biaya overhead, aspek psikologis, kebutuhan untuk
meraih laba. Cara menentukan harga yang tepat adalah dengan melihat harga jual
pesaing sejenis, tentunya dengan kualitas dan porsi makanan yang kira-kira
sama. Kemudian, tetapkan harga jual produk makanan tersebut sedikit lebih murah
daripada harga jual prouk pesaing sejenis agar konsumen mau mencoba produk
makanan yang ditawarkan di resto.Tetapi harga jual bisa tidak selalu lebih
rendah dibanding pesaing sejenis, jika resto mempunyai karakteristik kusus yang
menarik konsumen.Sehingga resto mempunyai nilai lebih dibanding resto pesaing
sejenis.
Keputusan tentang
harga jual mempunyai implikasi yang cukup luas perusahaan maupun konsumen.Harga
yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kemungkinan menurunnya daya
saing.Sebaliknya harga rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya bila biaya
meningkat. Hal
ini terutama akan menjadi masalah bagi perusahaan yang baru berdiri. Tujuan akan
sangat mempengaruhi tingkat harga jual yang akan ditetapkan perusahaan.
Adapun tujuan penetapan harga jual
adalah :
1.
Untuk survival jika perusahaan berada
dalam kondisi menghadapi persaingan yang sangat gencar, pergeseran keinginan
konsumen adanya kapasitas menganggur, maka yang diinginkan perusahaan adalah
bagaimana untuk bertahan hidup dalam kondisi untuk tetap eksis dalam dunia
bisnisnya maka perusahaan akan menetapkan harga jual sekedar dapat menutupi
tetap dan variabel saja.
2.
Penetrasi pasar jika perusahaan ingin
memperkuat market share dari produk yang dipasarkannya, maka perusahaan akan
menetapkan harga jual yang rendah. Dengan kebijakan harga jual yang rendah
diharapkan pembeli akan sangat peka terhadap harga, biaya per unit akan semakin
kecil seiring dengan semakin meningkatnya penjualan dan akan mendesak pesaing.
3.
Maksimukan laba dalam jangka pendek.
Jika perusahaan menetapkan untuk mendapatkan keuntungan setinggi mungkin maka
akan ditetapkan harga jual tinggi.
4.
Mendapatkan uang secepat mungkin. Jika
perusahaan berada dalam kesulitan keuangan, maka perusahaan akan menetapkan
harga jual rendah dengan maksud untuk mendapatkan uang tunai dengan cepat.
5.
Untuk keunggulan dalam kualitas produk
perusahaan mungkin bertujuan agar kualitas produk yang dipasarkannya selalu
yang terbaik. Untuk itu perlu di penelitian dan pembangan yang terus
menerus.
4. Penjualan
Penjualan adalah
suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana- rencana strategis yang
diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan
penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991).Penjualan merupakan sumber
hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu
usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka
sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut Winardi (1982),
penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut
dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang
bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan
wakil pemasaran.
Volume penjualan
dapat dijabarkan sebagai umpan balik dari kegiatan pemasaran yang dilaksanakan
oleh perusahaan.Penjualan mempunyai pengertian yang bermacam-macam tergantung
pada lingkup permasalahan yang sedang dibahas.Menurut Kotler dan Amstrong
(1998), penjualan dalam lingkup kegiatan, sering disalah artikan dengan
pengertian pemasaran.Penjualan dalam lingkup ini lebih berarti tindakan menjual
barang atau jasa.
Kegiatan pemasaran adalah penjualan
dalam lingkup hasil atau pendapatan berarti penilaian atas penjualan nyata
perusahaan dalam suatu periode.
Menurut Swastha
dan Irawan (2000), permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan volume
fisik maupun volume rupiah. Berdasarkan pendapat Swastha dan Irawan tersebut,
pengukuran volume penjualan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu didasarkan
jumlah unit produk yang terjual dan didasarkan pada nilai produk yang terjual
(omzet penjualan). Volume penjualan yang diukur berdasarkan unit produk yang
terjual, yaitu jumlah unit penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode
tertentu, sedangkan nilai produk yang terjual (omzet penjualan), yaitu jumlah
nilai penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu.Dalam penelitian
ini pengukuran volume penjualan didasarkan pada jumlah unit produk yang
terjual.
Dalam praktek,
kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut
(Swastha dan Irawan, 1990):
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi
jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu
pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan
pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada
pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk
maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat
berkaitan, yakni:
a)
Jenis dan karakteristik barang yang di
tawarkan.
b)
Harga produk.
c)
Syarat penjualan seperti pembayaran,
penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai
kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula
mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor- faktor kondisi pasar yang
perlu di perhatikan adalah:
a)
Jenis pasarnya.
b)
Kelompok pembeli atau segmen pasarnya.
c)
Daya belinya d. Frekuensi pembelian.
d)
Keinginan dan kebutuhan.
3. Modal.
Akan lebih sulit
bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh
calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual.Dalam
keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya
ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana
serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan
maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat
dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan
besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian
penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan.
5. Faktor lain.
Faktor-faktor
lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering
mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana
yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara
rutin dapat dilakukan.Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal
relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.Ada pengusaha yang
berpegangan pada suatu prinsip bahwa “paling penting membuat barang yang baik”.
Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan,
maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun,
sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya,
misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya.
5.
Bisnis Restoran
Definisi
restoran berbeda dengan popular catering (seperti: kafe, steak house, coffee
shops). Perbedaan restoran dengan popular catering menurut Lillicrap dan
Cousins (1994, p. 4) adalah dalam hal tujuan dan historisnya. Tujuan restoran
adalah menyajikan makanan dan minuman umumnya pada harga tinggi dengan tingkat
pelayanan yang tinggi, Dari sisi historisnya, restoran awalnya berasal dari
restoran-restoran hotel dengan pelayanan yang bersifat formal, sampai kemudian
mulailah para chef mendirikan bisnis sendiri.
Bisnis makanan
dan minuman memang begitu menarik untuk ditelaah dan digeluti. Beberapa alasan yang menjadikan bisnis
tersebut menjadi sangat menarik antara lain disamping profit margin yang cukup
besar dan sangat menjanjikan, juga pasarnya yang begitu luas. Pertumbuhan
bisnis makanan dan minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di
berbagi belahan dunia (Nonto, 2006, p.13)Berbagai outlet yang menawarkan produk
makanan dan minuman dalam berbagai bentuk banyak bermunculan.Mulai dari yang
sederhana hingga yang mewah.Hal ini disebabkan karena makanan adalah salah satu
kebutuhan pokok yang semua orang harus penuhi.Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa alasan rasional outlet makanan tumbuh adalah karena para pebisnis makananan
bisa mengantongi keuntungan bersih minimal 50% setelah dikurangi biaya
operasional.
Sudah banyak usaha
atau bisnis restoran baru yang tumbuh dan berkembang saat ini, dikarenakan
kebutuhan akan dine out (makan di luar) sudah menjadi trend dan kebiasaan yang
lazim dilakukan banyak komunitas. Hal ini terlihat dari data yang menyebutkan bahwa dari 1.588
restoran dan kafe pada 2001 menjadi 2.050 pada Mei 2003.Tingkat pertumbuhan
yang tinggi ini sejalan dengan tingkat persaingan antar restoran yang juga
semakin tinggi.
6. Kesimpulan
Dewasa ini,
bisnis makanan mempunyai prospek yang cerah.Hal ini tidak terlepas dari
kebutuhan dasar manusia, yaitu sandang pangan dan papan.bisnis makanan
melingkupi berbagai ragam, sebagai contoh adalah bisnis restoran dan bisnis
popular catering (cafe, coffe shop, toko roti/ bakery dan steak house). Semakin
banyaknya bisnis makanan yang berkembang, kususnya bisnis restoran, tidak
semuanya mampu bertahan lama.Hanya bisnis yang mempunyai pelanggan yang loyal
dan dukungan manajemen yang baguslah yang mampu bertahan dan eksis. Loyalitas
pelanggan dapat terwujud salah satunya dengan
dukungan sistem pemasaran yang baik. Salah satu bentuk strategi
pemasaran yang mampu untuk menciptakan loyalitas konsumen adalah strategi
marketing mix (bauran pemasaran) yang meliputi product, price, promotion, dan
physical evidence atau place (Pawitra 1993).
Dukungan
faktor-faktor bauran pemasaran (marketing mix) diharapkan mampu menciptakan
kepuasan pelanggan, yang berimbas kepada loyalitas pelanggan. Dengan adanya
loyalitas pelanggan, maka akan mampu meningkatkan pendapatan pengusaha dibidang
restoran.
Opini Kelompok
Menurut kelompok
kami peran penting Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka
seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan
pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu,
tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk
tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).
Dan menurut kelompok
kami peran penting Marketing Mix merupakan syarat utama kemajuan sebuah
bisnis.Marketing Mix yang terdiri dari Product, Price, Place and Promotion
merupakan 4 hal yang harus selalu beriringan dalam upaya pencapaian tujuan
sebuah bisnis (Philip
Kotler).Dalam bidang pemasaran, kondisi paling sulit adalah mempertahankan
konsumen untuk selalu menggunakan produk dari penjual atau yang sering disebut
dengan Loyalitas konsumen.Hal
ini Karena semakin ketatnya persaingan bisnis dibidang pangan dan pada dasarnya
selera konsumen memang selalu berubah-ubah.Oleh karena itu dibutuhkan strategi
Marketing Mix untuk menciptakan loyalitas konsumen(Pawitra 1993), sehingga setiap
pelaku bisnis harus pintar dalam merancang strategi marketing mix agar dapat
menarik minat serta kepuasan konsumen. Jika konsumen telah mendapatkan kepuasan dari produk yang
kita jual, maka akan terwujud loyalitas konsumen dan akan berimbas terhadap peningkatan
penjualan. Karena sebuah bisnis akan dikatakan baik apabila mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu.
Permintaan pasar dapat diukur dengan
menggunakan volume fisik maupun volume rupiah. Pengukuran volume penjualan
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu didasarkan jumlah unit produk yang
terjual dan didasarkan pada nilai produk yang terjual (omzet penjualan). Volume
penjualan yang diukur berdasarkan unit produk yang terjual, yaitu jumlah unit
penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu, sedangkan nilai produk
yang terjual (omzet penjualan), yaitu jumlah nilai penjualan nyata perusahaan
dalam suatu periode tertentu.Dalam penelitian ini pengukuran volume penjualan
didasarkan pada jumlah unit produk yang terjual.
Dalam bisnis
makanan dan minuman juga sangat
membutuhakan bauran pemasaran (marketing mix), karena sangat membantu dalam
pengembangan bisnis tersebut dan meningkatkan omzetnya. Sudah banyak
bisnis-bisnis makanan dan minuman yang berhasil dengan menggunakan marketing
mix ini dan banyak pula pengusaha-pengusaha lain yang membuka bisnis sejenis
dan menggunakan marketing mix ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar