BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia
saat ini berada dalam genggaman revolusi informasi. Akhir abad dua puluh dan
awal abad dua puluh satu akan jatuh dalam sejarah sebagai suatu periode
perubahan besar dalam cara hidup dan bekerja. Hidup tidak pernah berubah begitu
cepat. Tidak mungkin hidup tanpa mengalami pengaruh kuat pengembangan global.
Persaingan semakin luas pada tingkat global dan pengaruhnya begitu kuat.
Bersama-sama dengan pengaruh kuat seluruh inovasi teknologi dan komunikasi yang
dapat menembus dan mengubah sifat hidup dan pekerjaan. Faktor tunggal yang
sangat penting dalam penentuan seberapa baiknya dunia ini maju dengan pesat dan
berkembang adalah orang-orangnya dan kemampuan mereka untuk belajar dengan
cepat. Apabila perubahan yang tetap ini menjadi ancaman atau peluang yang
terselubung semuanya bergantung pada orang-orang. Kemajuan peradaban kita akan
bergantung pada kemampuan masyarakat dalam menyesuaikan diri mereka, terutama
dalam menghadapi penciutan organisasi, restrukturisasi, dan reorganisasi yang
tidak pernah putus.
Sumber daya manusia
(SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni
bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta
berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan.
Mengembangkan SDM yang sangat penting adalah menciptakan budaya proses belajar
yang efektif dalam perusahaan dan masyarakat bagi individu dan kelompok. Sumber daya manusia adalah salah
satu komponen yang penting dalam pengembangan suatu Negara. Sebuah Negara akan
mengalami kemajuan yang signifikan tergantung dari tingkat pengetahuan SDM
Negara tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
Pengertian Manajemen SDM Global?
2. Bagaimana Perspektif Manajemen SDM
Islam, MSDM di Indonesia, Cina, Jepang, Jerman, dan USA?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami
Manajemen SDM Global.
2. Untuk
mengetahui sekilas tentang
Manajemen SDM Islam, MSDM di Indonesia,
Cina, Jepang, Jerman, dan USA.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
MSDM Global
J.A.F.
Stoner Ohmae (1991) yang mengatakan globalisasi berarti: tak ada luar negeri
lagi. Dunia sekarang telah berubah menjadi “Desa yang besar (big village) dan
tanpa batas (bordeless)”. Setiap orang diakui menjadi warga penduduk dunia,
konsekuensinya baik sebagai individu, pemimpin atau manajer dituntut untuk
mempunyai wawasan tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi di dunia
internasional. Baik yang menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, politik, budaya,
perkembangan ilmu, teknologi dan informasi yang melewati batas-batas negara.
Manajamen
sumber daya manusia global adalah penggunaan sumber daya global untuk mencapai
tujuan organisasi tanpa memandang batasan geografis. Manajemen internasional merupakan
kinerja daripada aktivitas-aktivitas manajemen yang melewati batas-batas
nasional. Samuel C. Certo memberikan definisi manajemen inetrnasional adalah
aktivitas-aktivitas manajemen yang melintasi batas-batas wilayah nasional .
Lebih jelas lagi Weihrich dan Koontz (1993) mengemukakan, bahwa studi manajemen
internasional memfokuskan pada operasi perusahaan internasional.
Hal
ini menghendaki seluruh manusia agar terlatih dan berkompeten dalam bekerja di
lingkungan internasional termasuk kepekaan budaya diluar, keahlian dalam
berbahasa asing, dan saling berbagi pemahaman atas sistem kebijaksanaan dan
kerangka kerja. Hal ini juga memerlukan koordinasi yang lebih baik, arah
strategis, usaha dan investasi SDM pada tingkat internasional untuk
meningkatkan dan mempertahankan pemeriksaan dan keseimbangan global yang sesuai
dan kesamaan demokrasi.[1]
B.
Jenis-
jenis Tenaga Kerja Manajemen SDM Global
Jenis jenis tenaga kerja Internasional dapat dibagi
kedalam tiga klsasifikasi:
a.
Ekspatriat
adalah
seorang tenaga kerja yang bekerja disuatu wilayah yang bukan merupakan wilayah
dimana ia tercatat menjadi penduduknya.
Banyak perusahaan
multinasional menggunakan ekspatriat untuk menjamin efektifitas operasi
perusahaan sejalan pada kebijakan kantor pusat. Pada umumnya ekspatriat dapat
juga di gunakan untuk mengembangkan kemampuan Internasional didalam organisasi.[2]
b.
Tenaga
kerja lokal adalah tenaga kerja yang bekerja
diwilayah yang merupakan kebangsaannya,tetapi perusahaan dimana ia bekerja
berasal dari negara asing.
Sangatlah penting jika
organisasi membuat komitmen kepada negara tuan rumah dan tidak hanya membangun
bisnis saja. Tenaga kerja lokal seringkali lebih tahu mengenai budaya, politik,
hukum, dan kebiasaan usaha dari pada orang asing.
c.
Tenaga
kerja negara ketiga adalah warga negara dari suatu negara,
yang bekerja dinegara lain dan dikaryakan oleh suatu organisasi yang berkantor
pusat dinegara ketiga. Menggunakan tenaga kerja ketiga ini semakin menekankan
bahwa pendekatan secara global telah dilakukan, hal ini merupakan tidak biasa
menemukan tenaga kerja yang berasal dari negara ketiga didalam suatu multinasional
yang baru. Biasanya perusahaan ini mempunyai tenaga kerja lokal dan tenaga
kerja ekspatriat.[3]
C. Pencarian Bakat
Global
Ketika perusahaan-perusahaan mengembangkan
sayap melewati batas-batas nasional, mereka harus semakin menampung sumber
perekrutan diluar negeri. Sebagai contoh, Gillette International memiliki suatu
program pelatihan bertaraf internasional yang mengarah pada mengidentifikasi
dan mengembangkan bangsa asing. Cabang-cabang gillette diluar negeri
mempekerjakan mahasiswa bisnis yang luar biasa dari universitas lokal yang
unggul. Bangsa asing ini selanjutnya dilatih enam bulan pada fasillitas
gillette di negeri asalnya. Beberapa dipilih untuk selanjutnya menghabiskan 18
bulan untuk dilatih pada markas peusahaan di Boston dalam bidang-bidang seperti
keuangan dan pemasaran. Mereka yang diterima ditawarkan posisi manajemen
tingkat entri pada fasilitas Gillette di negeri asalnya.[4]
D. Pelatihan di
Lingkungan Internasional
Pelatihan adalah suatu proses memilih
sikap dan perilaku tenaga kerja untuk ditingkatkan menjadi lebih baik demi
pencapaian tujuan. Secara khusus proses pelatihan sangat penting terutama dalam
mempersiapkan karyawan dalam melakukan tugas-tugas di kantor cabang pada
berbagai negara. Para manajer yang ditugaskan ke luar negeri, pada umumnya
mereka kurang dapat memahami kebiasaan-kebiasaan, budaya dan perilaku kerja
orang-orang di negara dimana mereka ditugaskan. Pada akhirnya mereka sering
melakukan kesalahan dalam bekerja. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan
dalam bekerja, para manajer yang akan ditugaskan ke negara lain harus mengikuti
pelatihan terlebih dahulu.
Faktor pelatihan:
Ø Filosofi
dasar manajemen internasional
Menurut
Hodget dan Luthans dalam buku ‘International Management’ terdapat empat
filosofi dasar posisi perusahaan multinasional yang dapat mempengaruhi program
pelatihan, yaitu:
1.
Perusahaan
multinasional Ethnosentris
Perusahaan
multinasional yang Ethnosentris biasanya menempatkan orang yang berasal dari
kantor pusat sebagai orang kunci dalam posisi manajemen internasional.
2.
Perusahaan
Multinasional Polisentris
Perusahaan
multinasional yang polisentris pada umumnya menempatkan orang lokal (manajer
dari negara tujuan) sebagai posisi kunci dan secara keseluruhan mengikuti
manajer tersebut dalam menunjuk dan mengembangkan orang-orangnya.
3.
Perusahaan
Multinasional Regiosentris
Perusahaan
yang regiosentris biasanya memberi kepercayaan pada manajer lokal yang berasal
dari wilayah khusus secara geografis untuk menjalankan operasi bisnis dalam
wilayah tersebut dan secara lebih luas dalam wilayah geografis.
Ø Gaya
belajar (Style of Learning)
Gaya belajar sangat berkaitan dengan
kemahiran, keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang menghasilka perubahan
perilaku secara permanen. Namun penerapan dalam arena internasional sanagt
dipengaruhi oleh keberanekaragaman budaya. Orang dengan bentuk pembelajaran
yang berbeda cenderung berbeda lingkungan pembelajarannya dan sebagai hasilnya
adalah terdapat adanya ketidaksepadanan antara bentuk pembelajaran dengan
lingkunga kerja, ketidakpuasan dengan kinerja rendah.[5]
E. Rotasi jabatan
global dan Manajemen
Ketika perusahaan meluas secara
multinasioanl, rotasi jabatan mendapat arti baru. Pada perusahaan seperti Shell
dan British Petroleum (BP), merotasikan manajer secara global adalah satu
sarana utama yang dipakai perusahaan untuk mempertahankan keluwesan dan
ketanggapan mereka bahkan ketika mereka bertumbuh menjadi perusahaan raksasa.
Keuntungan
dari rotasi jabatan global adalah membangun suatu network dari ikatan-ikatan
informal suatu network informasi yang memastikan komunikasi lintas batas yang
superior dan saling pengertian juga koordinasi dan kontrol antarunit yang
ketat.[6]
F. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Manajemen
Sumber Daya
Manusia
Global
1) Faktor
Hukum dan Politik
Jenis dan stabilitas sistem politik
bervariasi antar satu negara dengan negara lainnya. Walaupun presiden, perdana
menteri, gubernur, senator, dan perwakilan rakyat berganti, tetapi sistem hukum
yang berlaku telah terbentuk dan perusahaan-perusahaan global dapat bergantung
kepada sistem yang konsisten.
Bagaimanapun, di negara lain, sistem
hukum dan politik bergejolak. Beberapa pemerintahan sering dikudeta oleh pihak
militer. Di bagian dunia yang lain, sistem dengan berkuasanya satu partai yang
menyebabkan pemerintahan sering berganti. Juga, sistem hukum berbeda-beda
secara sifat dan stabilitas, dengan kontrak bisnis yang tidak dapat dijalankan
karena campur tangan politik.
Sangatlah
penting bagi praktisi Sumber Daya Manusia untuk melakukan evaluasi yang
menyeluruh mengenai lingkungan politik dan hukum ketenagakerjaan sebelum
memulai kegiatan usaha di sebuah negara.
2) Faktor
Ekonomi
Faktor
ekonomi mempengaruhi tiga faktor lainnya, hukum, politik, dan budaya. Negara
yang berbeda mempunyai sistem ekonomi yang berbeda pula. Beberapa negara tetap berjalan dengan sistem
ekonomi yang merupakan modifikasi dari faham komunis, yang terbukti gagal. Akan
tetapi, sebagaimana pemerintah berusaha untuk mengubah ke sistem yang campuran,
pemerintah menggunakan pengangguran dan pemutusan hubungan kerja untuk
mengurangi perusahaan-perusahaan pemerintah yang dipenuhi oleh tenaga kerja.
Banyak negara berkembang bersedia menerima penanaman modal asing dengan tujuan
untuk menciptakan lapangan kerja bagi penduduk mereka.
3) Faktor
Budaya
Kebudayaan
merupakan faktor penting yang mempengaruhi manajemen sumber daya manusia
internasional. Budaya perusahaan telah dibicarakan sebelumnya, dan tentu saja
budaya nasional juga harus dipertimbangkan. Kebudayaan adalah suatu bentuk dari
kekuatan-kekuatan sosial yag mempengaruhi nilai, keyakinan dan
tindakan-tindakan dari suatu kumpulan masyarakat. Perbedaan budaya pasti
terdapat diantara bangsa-bangsa, tetapi perbedaan kebudayaan secara nyata dapat
juga terjadi didalam suatu negara. Kita harus melihat konflik-konflik yang
terjadi yang disebabkan oleh perbedaan agama dan etnis untuk dapat melihat
betapa pentingnya pengaruh kebudayaan terhadap organisasi-organisasi
internasional.[7]
G. Masalah-masalah
Hubungan Ketenagakerjaan Global
·
Kesehatan dan
Keselamatan Global
Hukum
dan peraturan-peraturan mengenai kesehatan dan keselamatan berbeda dari satu
negara ke negara lainnya, mulai dari yang tidak berlaku hingga yang keras
seperti yang terdapat di Amerika Serikat. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja
asing yang bekerja secara internasional, terutama di negara-negara yang sedang
berkembang, masalah kesehatan dan keselamatan menjadi hal yang penting dan hal
ini merupakan bagian dari peranan sumber daya manusia untuk menanganinya.
Dengan memberikan fasilitas kesehatan, tersedianya pengobatan, dan mudah
memperoleh obat-obatan. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah
tersedianya fasilitas evaluasi, untuk menangani dan mengevakuasi ekspatriat
yang mengalami kecelakaan.
·
Keamanan
Internasional dan Terorisme
Sejalan
dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang beroperasi
secara internasional, ancaman terorisme terhadap perusahaan-perusahaan ini
semakin meningkat. Seperti pemerasan, pencullikan, pemboman, kekerasan fisik,
dan aksi teroris lainnya. Baru-baru ini, ratusan aksi teroris bertujuan
terhadap usaha dan pengusaha. Banyak dari aksi-aksi ini menargetkan
kantor-kantor dan fasilitas perusahaan sebagai sasaran aksi mereka. Meskipun
demikian, tenaga kerja secara individu dan keluarga mereka yang tinggal di luar
negeri harus tetap waspada terhadap masalah-masalah keamanan.
·
Manajemen
Hubungan Ketenagakerjaan Global
Beberapa
negara mewajibkan perusahaan untuk mempunyai serikat tenaga kerja atau wakil
tenaga kerja di dalam dewan direksi mereka. Hal ini disebut dengan co-determination. Diperkirakan bahwa di
abad mendatang serikat tenaga kerja akan semakin berkurang kekuatannya seiring
dengan semakin meningkatnya kompetisi secara global.[8]
Ada
dua jenis serikat pekerja, Serikat
pekerja terampil (craft union)
adalah serikat pekerja yang anggota-anggotanya mengerjakan satu jenis
pekerjaan, kadangkala menggunakan pelatihan atau keterampilan khusus. Contoh:
Asosiasi International Pekerja jembatan, struktural, dan besi ornamen. Serikat pekerja industrial (industrial union) adalah serikat pekerja
yang melibatkan banyak orang yang bekerja di industri yang sama atau perusahaan
yang sama, apapun jabatannya. Contoh: Persatuan Pekerja Makanan dan Komersial,
Persatuan Pekerja Otomotif.[9]
Struktur Serikat pekerja dibagi menjadi
dua:
ü Serikat
Pekerja Nasional
Serikat
pekerja nasional maupun internasional tidak dikelola oleh federasi meskipun
berafiliasi dengan federasi lain. Serikat-serikat pekerja nasional dan
internasional memiliki uang iuran sendiri dan dewannya sendiri, publikasi yang
khusus untuk masing-masing, dan konstitusi serta hukum yang terpisah.
ü Serikat
Pekerja Lokal
Serikat
pekerja lokal berpusat di sekitar organisasi perusahaan tertentu. Para pejabat
di serikat pekerja lokal dipilih oleh anggota-anggotanya dan bisa diganti jika
tidak menunjukkan kinerja yang memuaskan. Di serikat pekerja lokal, para wanita
biasanya tidak menduduki jabatan-jabatan, kecuali jika serikat pekerja tersebut
memiliki presentase anggota wanita. Serikat pekerja lokal biasanya memiliki
agen dan petugas serikat pekerja.[10]
H. MANAJEMEN SDM
GLOBAL
1. Manajemen SDM
Islam
·
Karakteristik
SDM Islam
Acuan
karakteristik dalam Manajemen SDM Islam: Karakter Rasulullah
Pertama, sifat siddiq atau jujur.
Mendapatkan karyawan yang memiliki sifat seperti ini di tengah maraknya
kebiasaan “Mark-up harga” dalam mengelola keuangan sungguh suatu anugerah bagi
perusahaan.
Kedua, sifat amanah. Dapat dibayangkan
bagaimana jika para karyawan bank tidak amanah, maka kasus-kasus korupsi akan
menjadi santapan sehari-hari.
Ketiga, sifat Fathonah yang artinya
cerdas. Kecerdasan membuat pekerja menjadi lebih kreatif dan cepat belajar
menyerap hal-hal baru yang dibutuhkan dalam dunia bisnis.
Keempat, sifat Tabligh yang artinya kemampuan
berkomunikasi. Artinya, dalam konteks perusahaan, manajer wajib memberitahukan
apa saja yang diketahuinya untuk pembelajaran bagi karyawan-karyawan yang
lainnya.
Berikut ayat tentang Manajemen SDM Global:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
Artinya:
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.”(QS.
Al-Hujuraat:13)
·
Model kepemimpinan
Model
kepemimpinan dalam MSDM islam ialah dengan berlandaskan kepada Al-Qur’an dan menjadikan
Nabi Muhammad SAW. Sebagai acuan dalam menerapkan karakter-karakter Islami
seorang pemimpin.
`yJsù ö@yJ÷èt tA$s)÷WÏB >o§s #\øyz ¼çntt ÇÐÈ `tBur ö@yJ÷èt tA$s)÷WÏB ;o§s #vx© ¼çntt ÇÑÈ
Artinya:
“Barangsiapa mengerjakan
kebaikan, meskipun seberat zarrah, akan dilihatnya balasan kebaikan itu.
Barangsiapa mengerjakan kejahatan, meskipun seberat zarrah, akan dilihatnya
balasan kejahatan itu.”(QS.
Az-Zalzalah (99) : 7-8)
Artinya, jika kita bekerja dengan
baik sesuai dengan tuntunan-Nya akan mendapatkan ganjaran; sebaliknya jika
bekerja dengan tidak baik kita juga akan menerima ganjarannya. Hal ini berlaku
pula dalam tugas mengelola sumber daya insani yang dimiliki organisasi, oleh
karena itu menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahui bagaimana
manajemen yang baik dan sesuai dengan tuntunan syaria’ah.
Beberapa
hal yang diterapkan nabi Muhammad sebagai pemimpin dalam kehidupannya
sehari-hari, yaitu:
1) Perilaku sosial yang baik
Dalam
kehidupan di tengah masyarakat, Nabi saw selalu baik hati, riang, dan sopan terhadap
semua orang.
2) Lembut namun tegas
Dalam
masalah pribadi, Nabi saw. selalu bersikap lembut, simpatik dan toleran. Namun
dalam masalah prinsip ketika menangani masalah kepentingan masyarakat atau
hukum, Nabi saw tegas dan tak pernah memperlihatkan sikap toleran.
3) Ketetapan hati dan sabar
Dalam
masa hidupnya, beberapa kali kondisi sedemikian rupa sehingga kelihatannya
tidak ada lagi harapan, namun tak pernah ada kata gagal dalam benaknya.
4) Mau mendengarkan kritik
Nabi
saw suka bekerja dengan sempurna. Nabi saw bisa mengerjakan sesuatu dengan
benar dan efisien, namun beliau masih
mau mendengarkan dan menerima kritik yang dilontarkan kepadanya.
2.
Indonesia
·
Karakteristik SDM
Jika melihat SDM di negara-negara
lain, kualitas SDM di Indonesia masih tergolong rendah. Di indonesia terjadi
ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja dimana tentunya
lapangan pekerjaan yang jauh lebih sedikit dibanding para pencari kerja.
lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan
rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Hal inilah
yang membuat angka pengangguran sarjana semakin tinggi.
Indonesia sebagai negara berkembang
dengan jumlah penduduk yang besar, juga mampu memiliki kualitas sumber daya
manusia yang unggul, kompetitif, dan kreatif. Tentunya di dukung dari orang-orangnya
yang mau berkembang serta dukungan dari pemerintah dalam upaya tersedinya
lapangan pekerjaan yang memadai.
·
Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan yang diterapkan di Indonesia adalah model
kepemimpinan Demokratis, yang lebih mengedepankan musyawarah dan mufakat untuk
kepentingan bersama.
3.
Jepang
·
Karakteristik SDM
Karakter SDM jepang dikenal dengan Solidaritasnya terhadap kelompok
(perusahaan) yang tinggi, Dedikasi , Disiplin
diri, dan Hormat terhadap yang lebih senior. Namun dalam
persoalan tertentu, mereka sangat tertutup dan sedikit angkuh.
Dalam manajemen Jepang, mereka memiliki semangat bushido
(harga diri) serta Samurai (semangat yang berani mengambil resiko). Mereka
bersedia pula mengkaji informasi yang sama beberapa kali untuk menghindari
kesalahpahaman dan memperoleh kejelasan, meskipun ambiguitas gaya bicara mereka
menyebabkan orang barat tidak mendapatkan kejelasan maksud mereka. Bahkan
pemerintah sendiri menciptakan iklim usaha inovatif yang dilindungi negara,
diantara pilar pelindungnya adalah:
1) Budaya organisasi memfasilitasi
kreatifitas dan inovasi.
2) Manajer yang berperan sebagai
pemimpin yang memberikan contoh aktivitas-aktivitas kreatif.
3) Seluruh karyawan harus mendapatkan
pelatihan berpikir kreatif dan pelatihan memahami proses inovasi di organisasi.
·
Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan yang diterapkan
di Jepang adalah model kepemimpinan Demokratis yang melibatkan semua orang,
baik pemimpin maupun karyawan dalam menetapkan suatu hal.
Jepang menggunakan sistem gemba
kaizen untuk pengembangan SDMnya. Gemba diartikan sebagai tempat yang
sebenarnya, tempat di mana kejadian terjadi atau tempat di mana produk, jasa
pelayanan dibuat. Karena itu gemba terdapat di mana-mana. Kaizen diartikan
sebagai penyempurnaan, perbaikan berkesinambungan melibatkan semua orang, baik
manajer (pimpinan) dan karyawan dengan biaya yang tidak seberapa.
4.
Cina
·
Karakteristik SDM
Negara Cina memiliki kualitas sumber
daya manusia yang baik. Orang cina mempunyai karakter Ulet, tekun,
hormat, dan Memegang teguh janji. Mereka akan melakukan segala cara untuk
mencapai tujuannya. Semua penduduknya memiliki kesibukan masing-masing. Waktu
yang ada dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya saja: Penjaga toko, di
saat dia tidak melayani pembeli, maka ia akan mencari kesibukan atau
mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, seperti melakukan aktifitas
membaca. Ada lagi yang sering kita lihat ataupun kita dengar kebiasaan penduduk
cina, saat menunggu transportasi atau sedang berada di dalam kereta, mereka pun
mengisi kesenjangan waktunya dengan membaca, membuat anyaman, origami (seni
melipat kertas) dan lain kegiatan lainnya yang memiliki manfaat bagi mereka.
Setiap waktu luang yang mereka miliki penduduknya mengisi dengan berbagai
kegiatan.
·
Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan yang diterapkan
di Cina ialah gaya pemimpin Otoriter, yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
Kepemimpinan di Cina masih bersifat
individualis dari pada kolektif kolegial yang mengedepankan kerjasama tim.
Bahkan dalam banyak hal masih dipengaruhi oleh kesuksesan ekonomi warga
Tionghoa itu sendiri. Faktor ekonomi seseorang masih mendominasi dan berdampak
pada kepemimpinan warga Tionghoa pada umumnya. Jelasnya, “Siapa yang kaya,
dialah yang akan menjadi pemimpin”.
5.
Jerman
·
Karakteristik SDM
Karakteristik budaya Jerman adalah sikap monokronik terhadap
penggunaan waktu, misalnya hasrat menyelesaikan serangkaian tindakan sebelum
memulai tindakan lain. Hirarki bersifat pemerintah, yang seringkali
mengakibatkan rasa hormat yang berlebihan kepada seorang atasan langsung dan
CEO (Chieff Executive Officer). Mereka seringkali membuat catatan dan kembali
dengan persiapan yang matang pada hari berikutnya dan mereka biasanya patuh
pada apa yang telah mereka setujui dengan lisan.
·
Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan yang diterapkan
di Jerman adalah model kepemimpinan Bebas, Pengambilan keputusan diserahkan
kepada Pemimpin, namun pekerja juga turut andil dalam upaya pengambilan
keputusan.
Jerman merupakan negara yang memiliki tingkat kompensasi
yang tinggi dan pemberian jaminan sosial yang relatif baik. Pengambilan
keputusan ada di tangan top management atau para kepala perusahaan. Namun,
pekerja tidak merasa terlalu dianaktirikan karena pengangkatan manajer atau
kepala perusahaan haruslah disetujui oleh dua pertiga shareholder dan sepertiga
sisanya ditentukan oleh pekerja.
6.
USA
·
Karakteristik SDM
Karakteristik SDM USA, diantaranya:
a) Menjunjung
tinggi nilai kebebasan indiviu
Artinya mereka jarang sekali
bisa diatur. Mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan bahkan terkadang bertabrakan
dengan kepentingan orang lain.
b). Tepat waktu, menurut orang Amerika
waktu itu adalah uang.
c). Cepat dan Keras
Orang Amerika cenderung
practical personal. Mereka bukan tipe analisis. Mereka tidak banyak menghabiskan
waktu untuk menganalisa sesuatu tetapi cenderung untuk segera mempraktekkannya dan
membuat berbagai rencana/tindakan antisipasi apabila yang terjadi tidak sesuai dengan
yang diharapkan/direncanakan.
·
Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan di
Amerika Serikat adalah Demokratis. Kepemimpinan Amerika yang demokratis membuat
mereka terbiasa menghargai setiap pendapat bawahannya. Hal ini membuat para
karyawan menjadi sangat ekspresif dan aktif dalam menyampaikan ide dan opininya
dan sebaliknya para pemimpinnya juga sangat terbuka dengan ide dan opini
karyawannya dan lebih mudah menerima
perbedaan. Ketika mereka memiliki sesuatu yang ingin disampaikan atau
dirasakan, mereka akan menyatakannya secara langsung (straight to the point).
Mereka lebih baik berterus terang diawal sekalipun untuk hal yang terburuk,
agar mereka dapat memikirkan tindakan antisipasinya atau mencari alternatif
rencana lainnya. Amerika adalah pemimpin selalu berusaha membuat tim kerjanya
bisa menggunakan waktu dengan efektif karena menurut mereka waktu adalah
sesuatu yang berharga. Mereka sangat disiplin dan selalu membuat perencanaan
untuk semua kegiatannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Apabila membandingkan manajemen
suatu negara dengan negara lain, maka akan tampak banyak persamaan dalam hal
yang universal, tetapi banyak perbedaan dalam hal yang hakiki, terutama yang
berakar pada budaya masing-masing negara yang dapat dibedakan dari budaya
manajemen negara lainnya. Kelebihan yang ditunjukkan dipengaruhi oleh kemampuan
menerapkan manajemen universal dengan budaya setempat, setelah ditinjau bahwa
hal tersebut juga dapat menunjang kinerja manajemen organisasi.
Tidak
hanya Cina, Jepang, tetapi juga Amerika, Jerman, dan negara-negara maju lainnya
yang mempunyai sumberdaya manusia unggul dan berkualitas. Manajemen SDM juga
salah satu unsur yang menjadikan sebuah negara menjadi maju dan mampu bersaing
dengan Negara-negara lain. Indonesia sebagai negara yang masih berkembang perlu
belajar tentang bagaimana mengelola manajemen SDM kepada Negara-negara maju semacam Cina, Jepang,
Amerika, dan Jerman supaya pemanfaatan SDA bisa maksimal dan mampu menjadikan
Indonesia Negara yang bersaing. Indonesia sebagai negara berkembang dengan
jumlah penduduk yang besar, juga mampu memiliki kualitas sumber daya manusia
yang unggul, kompetitif, dan kreatif. Tentunya di dukung dari orang-orangnya
yang mau berkembang serta dukungan dari pemerintah dalam upaya ketersediaan lapangan
pekerjaan yang memadai.
B.
Saran
1. Pemerintah harus lebih memberikan
perhatian penuh terhadap SDMnya, agar terkelola dengan baik dan dapat bersaing
dengan negara-negara lain.
2. Bagi negara yang masih berkembang
seperti Indonesia, diharapkan untuk mencontoh SDM di negara-negara yang sudah
mempunyai kualitas SDM yang baik.
3. Bagi negara yang sudah mempunyai
kualitas SDM yang baik, diharapkan mampu mempertahankan dan bisa lebih
meningkatkan kualitas SDMnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sofo, Fransesco.2003.Pengembangan Sumber Daya Manusia.Surabaya:Airlangga
University Press.
Mathis, Robert L. dan
John H. Jackson.2001.Manajemen Sumber
Daya Manusia.Jakarta:Salemba Empat.
Dessler,
Gary.1997.Manajemen Sumber Daya Manusia
jilid 1.Jakarta:PT Prenhallindo.
Yuliati,
Uci.2006.Manajemen Internasional.Malang:UMM Press.
Mathis, Robert L. dan
John H. Jackson.2002.Manajemen Sumber
Daya Manusia.Jakarta:Salemba Empat.
Siagian,
P. Sondang.2000.Manajemen Abad 21.Jakarta: Bumi Aksara.
Mondy,
R. Wayne.2008.Manajemen sumber daya
manusia.Jakarta: Erlangga.
Dessler,
Gary.2009.Manajemen Sumber Daya Manusia
jilid 2.Jakarta:PT Prenhallindo.
Mangkunegara, Anwar
Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan.Bandung:PT Remaja Rosda Karya.
Qardhawi, Yusuf.1999.Berinteraksi Dengan Al-Qur’an.Jakarta:Gema
Insani Press.
Pulungan, Syahid
Mu’amar.1984.Manusia Dalam Al-Qur’an.Surabaya:Bina
Ilmu.
Sanerya, Hendrawan
dkk.2012.Pengembangan Human Capital.Yogyakarta:Graha
Ilmu.
[1]
Fransesco Sofo,2003,Pengembangan Sumber
Daya Manusia(Surabaya:Airlangga University Press)hal.40
[2]
Wayne R. Mondy,
2008,Manajemen sumber daya manusia(Jakarta:
Airlangga)hal.132
[3] Robert
L. Mathis dan John H. Jackson,2001,Manajemen
Sumber Daya Manusia(Jakarta:Salemba Empat)hal.133
[4] Gary
Dessler,1997,Manajemen Sumber Daya
Manusia jilid 1(Jakarta:PT Prenhallindo).hal.163
[5] Uci
Yuliati,2006,Manajemen Internasional(Malang:UMM Press)hal.202
[6] Gary
Dessler,2009,Manajemen Sumber Daya
Manusia jilid2(Jakarta:PT Prenhallindo)hal.300
[7] Robert
L. Mathis dan John H. Jackson,2001,Manajemen
Sumber Daya Manusia(Jakarta:Salemba Empat).hal.123
[8] Ibid.hal.143
[9] Robert
L. Mathis dan John H. Jackson,2002,Manajemen
Sumber Daya Manusia(Jakarta:Salemba Empat).hal.338
[10] Ibid.hal.340
terima kasih materinya kak, sangat bermanfaat :)
BalasHapustujuan nya apa ya kak , untuk msdm global
BalasHapus